Kumpulan Puisi dan cerpen

" Kugulung Rinduku di pantai dok dua " (Jiki Ramdani)

aku kehilangan nafasmu

(jiki Ramdani)


aku kehilangan nafasmu, nafas yang sebelumnya pernah ku campur dengan cintaku hingga mengental menjadi rindu yang berkepanjangan

aku kehilangan nafasmu, nafas yang sebelumnya pernah ku simpan didalam hatiku

aku kehilangan nafasmu, nafas yang sebelumnya pernah ku abadikan lewat puisi hingga menjadi lagu

Selepas kereta melintas

selepas kereta melintas, debu dan pasir beterbangan

mengeringkan peluh yang membasahi wajahku

derit roda besi yang saling bersahutan

menggema disetiap sudut ruang hatiku

awan melayang ringan membentuk gelombang ombak yang membeku diatas langit

ketika jari telunjuk kuangkat ke langit

bayu berhembus merayapi setiap pori-pori kulit tanganku

terasa mendayu-dayu kurasa

terasa mendayu-dayu laksana sepotong lagu yang kudengar

ketika hujan lupa berhenti dimalam hari

selepas kereta melintas debu dan pasir saling menggulung

membentuk harapan hampa diujung jala mataku yang lemah

selepas kereta melintas, hujan membasahi rambutku

membekukan setiap memori dan kejadian dimasa lalu

apa yang terjadi selepas kereta melintas?

rumput dan bunga pun layu ketika kutanyakan tentang kereta yang melintas siang tadi

selepas kereta melintas.....

karya : jiki Ramdani


MY soul Poem

karya Jiki Ramdani

"Bernafas dengan lelah membuat aku lelah bernafas, kendati demikian aku bernafas demi keringat-keringat yg menetes agar keringat keringat itu menjadi sebuah mimpi yg nyata " (Jiki Ramdani)

kunikmati malam ini dengan sederhana tanpa matahari. dan kuhayati esok pagi dengan istimewa tanpa bulan. lelah ini kuhayati sendiri, jiwaku gamang juga kuhayati sendiri, setiap nafas yg kuhela juga kuhayati sendiri (Jiki Ramdani)

Rindu stasiun Bogor, esok akan aku temui bersama asa dan cita dan berlabuh distasiun cawang dengan kegembiraan yg kudapat dari mimpi tadi malam, senyuman mentari pagi tumpah ruah disetiap stasiun yg kulewati, aku pulang bersama peluh yg mengering, berharap dinginnya air hujan bisa membekukan lelah menjadi butiran semangat (Jiki Ramdani)

Seperti sabtu kemarin, pagi, siang, sore dan malam pun akan tetap sama seperti apa yg kurasakan sekarang. seolah jarak antara hari kemarin, sekarang dan esok berdekatan sehingga terkadang aku tidak bisa membedakan antara kemarin, sekarang dan esok. (Jiki Ramdani)

di stasiun mana aku bisa menemukan sebuah senyuman untukku? sebab kegembiraanku telah pergi jauh bersama hal-hal yg indah ketika aku duduk didalam kereta. sementara kereta ku tak sanggup memuat ribuan kenangan. kereta ku akan berhenti cuma untuk menghayati kesunyian lorong-lorong tua (Jiki Ramdani)

aku duduk didalam kereta menyaksikan satu demi satu hal-hal yg pernah aku lihat tertinggal jauh bersama bunyi derit roda besi kereta..(Jiki Ramdani)

kereta tak mampu mengejar matahari meski melaju kencang sekali. dan aku juga tak mampu mengejar hatimu meski aku melaju kencang sekali. kau adalah stasiun yang tak akan mampu aku lintasi karena jarak hatimu sudah menjauhi jalur hatiku..(Jiki Ramdani)

karya Jiki Ramdani

Berapa banyak stasiun yg harus aku lintasi untuk menggapai asa hidupku, dan di stasiun mana aku bisa menemukan senyumanmu? dan di stasiun manakah akhir perjalananku untuk menemukan senyumanmu? harapanku dimulai distasiun Bogor...(Jiki Ramdani)

semburan Lembayung mengantarku hingga stasiun cawang, lampu-lampu jalan yang bersinar tertinggal ketika kereta yg membawaku melintasi stasiun demi stasiun, distasiun bogor langit terasa sunyi, gerimis menjemputku pulang..(Jiki)

hujan dicadiesco

Hujan di cadiesco membangkitkan kembali hasratku untuk mencium bunga lokio, hujan dicadiesco menghabiskan sebagian tenagaku untuk berdiri menanti bus, hujan di cadiesco, Hujan di cadiesco menelan lelah jadi celah untuk terlibat dalam senyum gelak tawa atas kebimbangan jiwaku. hujan dicadiesco membangkitkan kembali aroma wangi yg pernah hilang dari sekuntum bunga mawar yg layu.

hujan dicadiesco

(jiki ramdani)

Rinduku telah berubah menjadi candu III

(jiki Ramdani)

dibawah pohon randu aku menunggu,
didalam tandu hatiku melagu.
sendu memadu cemburu jadi lagu syahdu
jejak sepatumu kujadikan cerutu

dulu, aku memang dungu dan lugu

hingga membiarkan rindu-rindu yang tak berguna jadi candu

aku jadi ngilu bila membaca isi kalbuku

yang penuh dengan candu

aku jadi pilu bila mendengar bahasa palsumu

yang penuh candu

candu yang terpaksa ku hirup

hingga isi kitab harianku penuh busa berbuih karena meradang

sekarang, aku tidak lagi dungu dan lugu

sebab candu telah aku palu

Rinduku Telah Berubah Menjadi Candu II

karya : Jiki Ramdani

dibawah pohon randu aku menunggu,
didalam tandu hatiku melagu.
sendu memadu cemburu jadi lagu syahdu
jejak sepatumu kujadikan cerutu
biar semua orang tahu bahwa hatiku satu
atau biar semua orang tidak tahu
bahwa hatiku jadi batu yang membatu
rindu memandu hati jadi lagu syahdu
rindu memandu hati jadi lagu sendu
rindu memandu hati jadi batu membatu
rindu memandu hati jadi asap cerutu
rindu memandu hati jadi jejak sepatu
habis sudah darahku jadi asap cerutu
habis sudah tenagaku karena merindu
mungkin karena aku yang terlalu lugu
mungkin karena aku yang terlalu kaku
mungkin karena aku yang terlalu dungu
mungkin karena asap cerutu
RINDUKU BERUBAH MENJADI CANDU
candu yang membuat aku jadi kaku
candu yang membuat aku jadi dungu
candu yang membuat aku jadi luluh
candu yang membuat aku jadi jejak sepatu

Stasiun Cawang

Pohon Randu sudah berbunga, akan kucuri waktu untuk sekedar menyaksikan peristiwa guguran serat kapuk randu, sekilas laksana musim salju yang singgah dikota bogor, diakhir tahun selalu ada hujan yang bersalju, dan aku menyebut kota bogor sebagai kota hujan yang bersalju

(Jiki Ramdani)

jauhnya lintasan antara stasiun cawang dan bogor, disepanjang serabut kabut yg tak bertepi aku mencoba menjangkau serat embun ketika angin pagi menyisir rambutku, tertinggal jauh nafasmu diujung bantalan rel kereta stasiun bogor, dan aku hendak mencapai mimpiku distasiun cawang..(Jiki)

Stasiun Cawang II

Di stasiun Cawang ada tumpahan keringatku yang mengering diusap bayu,
di stasiun Cawang ada bekas jejak langkahku yg tertutup debu,
distasiun cawang ada lelah-ku yang menjamur berbunga harapan dan kepastian,
distasiun cawang ada aku ketika sore tiba. distasiun cawang mimpiku dimulai
(jiki ramdani)


bawalah aku menuju stasiun harapanku
kunanti dengan harapan tulus
bawalah aku menuju tempat dimana aku bisa bersua dengan mimpi-mimpiku
selalu kutunggu ketika senja merapat dilangit stasiun cawang
bawalah aku munuju stasiun mimpiku
kunanti dengan ketulusan dan kesabaran
(jiki ramdani)


bukan berita palsu jika aku merindukanmu
ketika kereta melintas tanpa permisi
bau rupamu melintas laksana arwah yang membuatku bergetar merindukanmu
langit distasiun cawang mendung berparaskan rupaku yang sendu
sendu sedan hingga tumpahan gerimis membeku dipelupuk mataku
(jiki ramdani)


lembayung di stasiun cawang melebur bersama kabut senja
tumpahan peluhku mengering dielus bayu
dengan cemas aku menunggu kereta terakhir
(jiki ramdani)

Stasiun Cawang


Stasiun Cawang..
karya : jiki Ramdani

Di stasiun cawang ada tumpahan keringatku yang mengering diusap oleh bayu
hati menunggu kereta harapan membawa aku ke kota bogor
sambil membawa pikulan mimpi yang nantinya akan kurajut di kota bogor
bukan berita palsu jika aku benar-benar merindukanmu
bukan berita palsu jika aku benar-benar memikirkanmu
samasekali tidak perlu aku jabarkan tentang getaran-getaran yang muncul
ketika kereta melintas tanpa permisi
aku simpan getaran itu menjadi suasana lain dari momen dimasa itu.
aku, aku adalah pribadi sederhana dari mimpi yang ingin terlukis diatas kenyataan
teruskanlah...teruskanlah bermimpi hingga aku benar-benar menyentuh bintang..
tentang getaran itu tidak perlu aku fikirkan
buang saja atau simpan disaku celana
kini yang kunanti cuma kereta pengharapan..

cintaku.....

by : jiki ramdani
namamu selalu basah oleh airmataku ketika kuungkit dalam setiap doa-doaku,
cintaku berjalan dari timur ke barat selatan ke utara membawa gumpalan doa, untukmu yang tercinta.
hatiku senantiasa gundah meratapi garis rumit nafasku
cintaku bukan gulungan nafsu, tapi percayalah bahwa cintaku senantiasa mendoakan hatimu.
jika aku telah sampai pada titik nadir hidupku
kan kuungkit namamu dalam doakku
meski rasaku telah karam dan tenggelam bersamaan dengan nafsu yang telah kukubur dalam-dalam

syair bombax

Rinduku telah berubah menjadi candu

karya Jiki Ramdani

Aku duduk didalam tandu, menunggu.
hatiku ngilu mana ada yang tahu
hatiku tercabik-cabik rindu mana ada yang tahu.
hatiku terpalu paku, aku jadi kaku.
sedu sedan aku menunggu didalam tandu.
cemburu memandu hatiku jadi ragu
namun aku terharu mendengar engkau melagu
aku dibuatnya terharu.
mungkin aku terlalu dungu juga lugu
membiarkan rindu berubah menjadi candu.
bila aku mati karena candu, mana ada yang tahu.
sebab engkau pun tak akan mau tahu.

puisi tentang pohon

jika pagi tiba aku selalu dijamu oleh pohon casuarina sebelum cahaya mentari tumpah. tak lupa menyapa pohon baobab, pohon syzynium dan pohon ceiba. aku tidak mengenal pohon yg sendiri sambil memanjatkan doa lewat ranting2nya diujung sana, nanti akan aku tanyakan kepada burung yg pernah bersarang disana ( jiki)

pohon aghatis labilandieri menyambut siangku bersama bunga gladiol, pohon danila ovobata tak sempat menjamuku karena tengah mandi dengan siraman sinar matahari siang ini, mungkin nanti sore pohon syzynium akan menjamuku dengan bunga dan daun yg berguguran (jiki)

Bogor itu kota yg manis, mozaik romantis tampak begitu nyata, aroma bau masa lalu dan masa sekarang menyatu didalam istana bogor, kebun raya akan selalu menyejukkan kota bogor, juga hatiku (jiki)

sore ini aku dijamu oleh pohon podocarpus chinensis wall, menyuguhkan kuah kabut hangat beraroma wangi bunga kamboja yg disaji diatas daun teratai. (jiki)

Hujan terakhir dikota Bogor

karya jiki ramdani

daun-daun pohon dillenia obovata berjatuhan menghiasi jalanku menuju titik nadir
aku yang gamang dipagut jeritan melodi pohon bambu
sendiri terpaku sembari membetulkan jalinan kusut putik bunga syzygrium pychanthunmerr dibawah semburan lembayung.
mana ada yang tahu tentang aku yang rindu kepadamu?
engkau pasti tak akan mau tahu tentang rindu yang kupelihara
sejak pertama menemukan sinar matamu.
coba kau menemaniku, sayang kau tak ada ketika aku mengumpulkan daun daun ceiba pertandra yang mengering.
bulan depan buah pohon ceiba pertandra akan memuntahkan serat serat kapuk, ku harap engkau datang untuk sekedar menemaniku duduk sambil menyisir rambutku dengan ranting pohon carina
dan sekedar duduk biasa dibawah pohon kecapi yg tak bersuara.
ku harap engkau juga tertarik menikmati pohon baobab yang menggantungkan bangkai tikus mati diujung ranting rantingnya.
jangan lupa bawa payung agar kita tidak perlu mengikuti tarian hujan.
dan tak perlu membawa mantera penolak hujan sebab aku ingin menyaksikan hujan terakhir dikota bogor

Rindu mu di ujung ranting pohon baobab

karya jiki ramdani

apakah engkau tahu tentang pohon baobab ?
bila bunganya merekah seperti itulah rindumu padaku
menggantung seperti bangkai ekor tikus yang mati
kasihmu bertepi hingga sungai dibelakang rumahku habis
untuk membersihkan lunturan kata rindumu
bila senja tiba aku hanya bisa memeluk batang pohon kamboja
biar kuciumi bau harum bunga kamboja agar bau harum tubuhmu sirna
dan aku tetap setia menyiram pohon baobab dengan airmataku
agar engkau berbunga dan merindukanku
dan akan ku jaga bunga rindumu yang menyerupai bangkai ekor tikus yang mati agar burung elang tak menggerogoti bunga rindumu.

prolog novel Bombax ceiba

seribu kata tak akan sanggup menjelaskan alur dari setiap nafas yang akan aku ceritakan, seribu kata tak akan sanggup menggantikan setiap perumpamaan yang ada didalam logikaku yang rumit, kelak aku akan kembalimembawa cerita yang nantinya akan menjadi sejarah yang paling memalukan
sepanjang hidupku yang indah (karya jiki ramdani/ prolog novel Bombax ceiba)

Trilogi sajak Berkabut

karya jiki Ramdani
selepas hujan aku selalu setia mendengar katak berkotbah diatas mimbar teratai, ku angkat kepala kutemukan pelangi berkabut, sebelum mimpi dimulai ku buka jendela kutemukan rembulan sedang berkabut, ku berjalan mengejar asa selalu ku temukan angin berkabut

Trilogi sajak berkabut : Pelangi Berkabut

karya : jiki ramdani

ketika senyuman lupa memberikan kebahagiaan kepada hati
ketika cinta menuntut akan kriteria
aku tidak tahu harus meminjam alasan kepada siapa
yang aku tahu cuma senyuman rembulan berkabut.
ketika hati lupa berpamitan kepada masalalu?
ketika masa depan sudah jatuh didepan mata?
ketika kenyataan memberikan kekecewaan, aku harus bagaimana?
ku letakkan ketulusan diujung hatiku agar memberikan keikhlasan kepada sang waktu
jangan bertanya sedang apa aku disini.
mungkin hatimu jauh lebih tahu dari matahari.
berkali-kali hati bertanya ada apa dibalik tirai hujan yang berwarna warni
walau mataku tak mampu menangkap jangkauan langit, namun dapat kurasakan bahwa pelangi sedang berkabut

pelangi berkabut

Trilogi sajak Berkabut : Angin Berkabut

karya: jikiramdani

angin mendesah membelai pundak ku, siapa yang tahu tentang jeroan isi didalam jiwaku yang goyah merana terkulai terkuliti oleh angan angan hampa
suara lembut bahasa angin meleleh dan meresap melalui tulang rusukku hingga aku dibuatnya jatuh terkulai.
beban di atas tempurung kepalaku seakan makin menekan hingga dinding tulang tempurung kepalaku dibuatnya retak
cobalah untuk mengerti tentang aku yang hampir gila memeluk mimpi dibawah siraman cahaya rembulan berkabut
cobalah untuk mengerti akan aku yang begini dan begitu
bila ku berjalan menembus angin selalu tak kutemukan arah untuk pulang
bila ku berdiri mematung menatap masa depanku selalu ku temukan semilir angin yang berkabut

angin berkabut

Trilogi sajak berkabut : Rembulan Berkabut

karya jikiramdani

sepotong sajak untuk kawanku yang sedang berbahagia,
sepotong sajak untuk ayah dan ibuku yang sedang tidur panjang
sepotong sajak untuk hewan peliharaanku
sepotong sajak untuk orang orang yg tak kukenal
sepotong sajak untuk aku yang sedang bingung
tak kuasa aku berjalan, ku duduk diatas batu hampa,
jala mataku selalu menangkap kabut ketika angin berhembus dan rembulan bersinar
bagiku rembulan dimalam hari ini sedang berkabut

Kabut

karya jiki ramdani

selepas hujan dibawah kolam kecil aku selalu setia mendengar katak berkotbah diatas mimbar teratai
angin berhembus menerbangkan kabut
hingga pelangi berkabut
dan bila jubah malam menjuntai diatas tanah, rembulan tersipu malu bercahaya seadanya.
tapi mengapa selalu kutemukan kabut ketika angin berhembus, pelangi membentang dan rembulan bersinar

bombax ceiba

karya jiki ramdani

ini duniaku dan itu duniamu
kita berbeda namun aku tak bisa berpaling dari getaran yang tumbuh karena kebersamaanku denganmu
walau kusadari tak akan pernah bisa mengubah duniamu menjadi dunia yang kumau
ku akan berusaha mencoba mengubah dunia yang kau punya agar kau bisa belajar menerima kehadiranku
bila pohon bombax ceiba berguguran, aku selalu berharap agar kisah ku terkubur dan terpendam
agar tak terbaca oleh matahari

Rembulan Berkabut

karya jikiramdani

angin berhembus membawa nafas-nafas yang dulu pernah kuhirup
nuansa dingin dimalam ini semakin membuat rinduku bertunas
ada apa dilangit sana? ada rembulan yang sedang berkabut

ada apa dibalik benturan gema gaung simfoni ketika pohon randu lupa bersemi

karya jikiramdani

ini adalah puisi terbaru karya saya.

aku terbangun jam lima subuh, sejuta tanya merayapi dinding hatiku.
ada suara apa? gemanya begitu menggema, membangunkan kerinduan yg tertidur sejenak karena dipagut kantuk
semakin kencang namun merdu hingga akar akar kerinduan bertunas, tak sanggup aku melanjutkan kata.
sebab tunas kerinduan itu tumbuh menjadi cikal bakal pohon randu
tapi sayang, ketika aku berjalan untuk menjumpai pohon randu tua dibelakang rumah, kutemukan pohon randu itu tumbang kutemukan tak bernyawa, aku sungguh kasian kepada kelelawar sebab tak bisa lagi memerankan lakon batman atau hantu yang biasa menakut nakuti ku. kini lakon itu hilang.
apakah kamu sudah lupa? ini saatnya kamu bersemi
mungkin pohon randu sudah lelah dan mulai pikun. olehkarena itu, ia tumbang.

Ada apa dibalik tumpahan air hujan

karya jiki ramdani

kala itu hujan sempat menghalangi kakiku berjalan, memingitku dalam bilik hampa.
selepas hujan, air menggenang, ada wajah aku yang tersenyum namun datar tanpa rasa.
genangan itu adalah tumpahan air hujan yang bercampur air mataku
sendiri aku memintal asa sambil mendengarkan suara alunan angin yang masuk melalui tulang rusuk belakangku.
ada apa dibalik tumpahan air hujan itu, ada aku dan perasaanku yang mengambang lalu tenggelam.

aku ini

jiki ramdani

aku ini ibarat kertas putih yg bisa digambar apa saja, dibentuk apa saja. mungkin terlalu polos tapi aku senang dgn apa yg digambar dan dibentuk oleh mereka diatas hidupku meski itu bukan kemauanku. aku bertanya? kapan aku kembali dan mencapai titik nadirku?

lembayung di kota bandung

karya jiki ramdani

sinar lembayung di kota bandung tak ada bedanya dengan sinar lembayung di kota bogor
cuma nuansa dan keadaan yang membedakan antara disana dan disini
hati merajut mimpi, mengurai makna tentang rasa, rasa cinta atas nama bathin
aku disini bermandikan semburan lembayung ditemani es krim coklat di kota bandung
hampir aku terbuai pada relung hati dimasa lalu, aku terkaget-kaget bahkan hampir nyaris terseret diantara bimbang juga lara
mana ada yang tahu tentang memori dimasa silam, hilang lalu tumbuh

lembayung di kota bandung

karya jiki ramdani

perjalanan dari kota bogor menuju kota bandung kurang lebih memakan waktu 3 jam, berangkat jam 9 pagi sampai di bandung pukul 11:57, panasnya sinar matahari di kota bandung tak menyurutkan semangat rafael untuk tetap berjalan sambil mencari taxi, taxi berwarna biru datang menghampiri, rafael masuk lalu berkata kepada sopir taxi itu ," hotel horison ya pak", sopir taxi pun mengangguk, lalu mobil pun melaju dengan cepat, tapi sayang ditengah perjalanan, rentetan mobil dari segala jenis berbaris membentuk ular panjang, didalam mobil rafael berkali-kali mengepalkan tangannya sambil menyeka wajah karena berkeringat. untunglah novita menelfon rafael " gimana, dah sampe belum" novita terkekeh-kekeh
"belum sayang, terjebak nih, macet, bandung sama kayak jakarta, panas macet pula" rafael mendesah,
"sabar dong fa, inget aku ya dijamin kamu pasti ceria terus deh"
"gak mau ah..."
"lo..kenapa?" tanya novita keheranan
"kalo aku ingat kamu nanti aku rindu tau...weeeeeeeeeeeeeeeeeee"

novita dan rafael sebenarnya hanyalah teman biasa tapi baru sebulan yang lalu mereka jadi pacaran, kesamaan sifat dan hobi lah yang membuat mereka berkomitmen untuk berpacaran ditambah lagi rafael yang kharismatik, serba bisa dan selalu membuat novita tertawa.

taxi akhirnya berhenti didepan hotel horison, rafael langsung chek in dan mendapat nomor kamar 514, " yang, aku dah sampai, jaga kesehatan ya, jangan lupa makan, inget aku terus ya, miss u so much" rafael mengirim sms kepada novita. 5 menit kemudian novita membalasnya " jadi kangen ih, ya udah hati-hatinya, miss u too"

ruangan kamar hotel nomor 514 cukup tenang dan ruangannya membuat rafael jadi betah, rafael menjatuhkan tubuhnya diatas kasur yang empuk, matanya memandang langit-langit kamar yang berwarna putih, tiba-tiba terdengar bunyi ringtone handphone, rafael mencoba melihat nomor itu, rifki ternyata menelfonnya. ia sudah cukup malas menerima telfon dari rifki, bagi dia rifki adalah masa lalu yang tak perlu diingat dan harus dibuang jauh-jauh. tetapi seribu pertanyaan membuat rafael ingin menjawabnya, sebab sudah 5 tahun ia terberhubungan. diangkatnya telefon dari rifki itu.
"dah lupa? apa memang pura-pura lupa, akhirnya kamu menjawab telfon dari aku, sudah 5 tahun aku menelfonmu tapi kamu sedikitpun tak pernah mau menjawabnya, kamu pengecut."
terkejut rafael mendengar kata-kata yang terakhir diucapkan rifki, hatinya sedikit merasa dipukul-pukul, tapi rafael sekarang dengan rafael dulu sudah berbeda, kini ia bisa bersabar dan terlihat tenang
"aku mencoba melupakanmu, jujur aku belum bisa tapi aku akan mencoba dan harus melakukanya. sekarang aku berbeda, aku sudah berubah, sekarang aku mulai membuka hati untuk perempuan, ada nama novita dihatiku sekarang, GF ku. "
"aku senang mendengarnya, tapi aku masih seperti dulu, aku belum bisa membuka hati untuk perempuan, aku sudah mencoba berulang kali tapi tetap saja tidak bisa, aku masih mengharapkanmu, justeru semakin dilupakan semakin menggila perasaanku"
ada rasa kasihan di hati rafael, kata-kata rifki membuat hati rafael terenyuh, ia jadi bimbang, ia lalu bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi, ia membasuh wajah, berulang kali wajah novita, senyuman novita dan keramahan novita berputar-putar dikepalanya namun tak seberapa lama kemudian wajah rifki kembali muncul, rifki seolah memohon, mengulurkan tangannya, rafael berusaha menepis bayangan rifki dan mencoba mengingat-ngingat novita.

kesokan harinya, rafael bangun pagi-pagi sekali, begitu ia sampai di depan gerbang hotel horison, rafael menemukan seseorang yang mirif rifki, dipandanginya orang itu berkali-kali semakin dilihat semakin jelas, itu rifki.

"dari mana kamu tahu aku ada disini?" tanya rafael sambil memalingkan wajah
"dari mama mu"..rifki mendekat seraya berkata " apakah kehadiranku kau sukai atau kau benci?''
"apa alasanmu bertanya seperti itu?"

bersambung

LANGIT DI DATARAN PANJANG

LANGIT DI DATARAN PANJANG
by jiki ramdani
4 MARET 2008
LIHAT LAH AWAN GEMAWAN MENUTUPI LEKUPAN LANGIT YANG BIRU BERTAHTAKAN RUPA MU YANG MEMBENTUK ORNAMEN BIAS YANG DATAR
HATI KU MENGGULUNG-GULUNG,
HATI KU TAK TERKIRA KARNA MENANGGUNG BEBAN RINDU, RUPA KU LUSUH.
RINDU KU CUMA KEPADA MU,
JUTAAN POHON PEPOHONAN MEMASUNG KATA YANG BELUM SEMPAT AKU KATAKAN,
INGIN RASANYA AKU MELIPAT LAUT YANG MELUAS ITU, BIAR JADI DATARAN PANJANG.

nafas rindumu

Nafas rindumu .
by:jiki ramdani 7 juli 2009

dingin kudapat ketika menyusuri makna cinta yang engkau uraikan,
sedikit goyah kakiku tak mampu menopang cintamu yang bagimu megah,
kusandarkan jantungku yang berdetak kepada nafas rindumu
yang menjanjikan keabadian.. .
ketika kuhirup nafas rindumu
ada begitu banyak rasa yang aku temukan,
ada begitu banyak getaran tertahan,
sebagian menyusup maskuk kedalam paru-paruku
dan sebagian lagi terbang entah kemana.
nafas rindumu bercampur ribuan nama,
nafas rindumu bercabang,
nafas rindumu menyebar entah kemana,
hanya sebagian kecil saja nafas rindumu masuk kedalam paru-paruku..

Sebenarnya dan seharusnya

Sebenarnya dan seharusnya : by jiki ramdani 17 juni 2009
__________________________
__________
Rongga dadaku panik mendengar rinduku terbenam
dikedalaman senyum tipis mu.
tersendat oleh kata yang membanjiri dari dalam nadi
hingga ubun-ubun ku dipenuhi cinta. sebenarnya aku tak pantas menjahit kasih bersama mu
dan seharusnya aku membiarkan mu bahagia...
bukannya aku tega menelantarkan rindu yang menjerit dari dalam urat syaraf ku..
terbelit ubun-ubun mu oleh suatu alasan yang membakar lidahmu
hingga yang kudengar adalah bahasa lemahmu yang menarik diriku..
untuk cintai kamu lagi..
sebenarnya aku tak tahu dan seharusnya aku tahu..
atas nama cinta yang engkau ucapkan aku melepaskanmu..
dan sebenarnya rindu ini masih menguasai pikiranku dan seharusnya aku membiarkan mu bahagia..
sebenarnya jiwaku layu dan seharusnya jiwaku kuat..


Sebenarnya dan Seharusnya (2) by:jiki ramdani 17 juni 2009
_____________________________________
Aku tak akan mempertanyakan mengapa engkau begitu,
dan aku juga tak akan memintamu sebuah alasan mengapa engkau begitu.
sebenarnya aku tidak tahu dan seharusnya aku tahu..
emosi dan marah aku simpan didalam lambungku yang telah menciut
menjadi gumpalan daging yang membusuk.
betapa ganasnya emosi dan marahku
tetapi aku menjamin semua itu tak akan menyayat nadi dan urat syarafmu.
karna cinta ini bernafas lemah dan sekarat.
senyuman mu mengancam seluruh bakteri yang menggerogoti hati,
jantung dan lambung.
kelembutan mu membuat kabur keraguanku kepadamu.
tapi itu dulu.
kini senyuman dan kelembutan mu lemah tak bertenaga
serta tak mampu lagi mengusir sisa-sisa bakteri yang mengumpat
dilapisan luar tulang belulang tubuhku.
sebenarnya aku tak sanggup hidup tanpa cintamu dan
seharusnya aku mampu berjalan dan bernafas tanpa cintamu....
sebenarnya dan seharusnya, bagaimana?

mencintaimu

by jiki ramdani..

aku tak tahu betapa aku memikirkan tentang rasa yang berlari kearah dinding pembatas jiwaku yang jiwang.
aku pun tak tahu betapa aku memikirkan rasa yang aku simpan,
aku tak tahu, mengapa aku harus menyulam sutra dibawah tepung terigu,
sepintas aku menikmati tentang rasa yang aku puja
tetapi aku jadi bimbang sendiri,
dia harus aku eksekusi dibawah ketidaktahuan dia
dia akan aku eksekusi diam-diam dibawah ketulusan cinta yang menggebu
dia akan aku eksekusi diam diam dibawah keterpaksaan yang harus aku jalani
karena rasa berganti haluan tetapi enggan untuk begitu
maafkan aku
aku harus membunuh rasa cintamu yang bernafas karena diriku
aku harus membunuh senyuman manismu yang mengembang karena menatap rupaku
jiwang aku memang jiwang
gamang aku memang gamang
maafkan aku
aku harus membunuh cintamu
kerana aku mencintaimu

MENYENTUH KEDALAMAN BATHINMU.

MENYENTUH KEDALAMAN BATHINMU.
by:jiki ramdani 19 juni 2009

mungkin aku tak bermaksud menyayat kulitmu hingga berdarah-darah,
atau membuat wajahmu memerah-merah..
terlalu pagi aku utarakan bantuan ku kepadamu.
terlalu malam aku mendekati dermaga
yang menunggu sampan kembali membawa untaian kabut senja. . .
dan aku juga tak bermaksud membunuh rasa
yang engkau punya atas nama diriku...
terlalu rumit jika diurai dengan terigu...
terserah jarum jam saja...
mengoyak-ngoyak wajahmu
hingga tercelup dalam kedalaman bathin mu.

TIGA BELAS GULUNGAN SAJAK

1

Rabu, 1 Juli, 2009 9:12 PM

di gerbang malam ...

by: jiki ramdani

aku berdiri dibalik bayanganku sendiri, merintih memikul tahta sepi. . .ujung duri mengukir cerita diatas rupaku... tak ada yang tahu nafasku menipis,...kulit ku berdarah memuntahkan senyumanmu....hingga aku tak tahu ujung ceritaku....di gerbang malam ini aku tersenyum sendiri...baru aku sadari bahwa aku telah pergi.

2

Minggu, 28 Juni, 2009 11:22 PM

MENJAHIT AWAN ..

By: jiki ramdani

ku sadari warna kasihmu perlahan berubah menjadi satu warna, dulu gemerlapan wajahmu kini padam disentuh air hujan, kau paksakan dirimu menjadi pelangi disaat mendung melayang diatas ubun-ubunku. aku tahu kasihmu telah terbakar, hingga wujudmu tak lagi aku kenali, ..mungkin aku harus menjahit awan agar air hujan tak membasahi warna cintamu..

3

Minggu, 28 Juni, 2009 11:10 PM

Hanya ..

by:jiki ramdani

sejak lama aku berjalan tanpa terhenti, sejak lama aku mengais garis takdir hidup, sejak lama aku memendam dendam tentang sesuatu yang pernah menjajahi unsur bathinku. hingga aku berjauhan dengan unsur cinta.. hanya ucapan kata cinta tanpa terurai oleh dahsyatnya rindu. aku ingin hidup dengan unsur nafasmu, sambungkan jantungku dengan urat syarafmu yang menjulur. belit kulitku dengan nadi mu yang terpotong..hanya rindu yang mampu melukis kata sepi diujung rambutku....

4

Minggu, 24 Mei, 2009 1:29 PM

Menggunting gelisah

ketika ayahku pergi, rambutku gugur tiada henti. ketika ibuku pergi kulitku terkelupas, terpaksa kutahan perih ketika mandi dilautan.. ketika cintaku pergi raga lemas tak bertenaga....kupindahkah suasana alam dipagi hari yang hangat akan cahaya matahari kedalam hatiku...bantulah aku wahai burung camar, guntinglah gelisahku dengan sayap-sayapmu agar aku bisa tidur pulas malam ini, bantulah aku wahai rumput yg bergoyang, tutupilah kulitku yang terkelupas karna berduka dengan rindangnya rumpu-rumput yang menghijau agar aku bisa tidur sambil tersenyum malam ini.

5

Selasa, 19 Mei, 2009 2:09 PM

Mengembala rindu..:

jiki ramdani

padang savana membentang, indah terasa dihati, sejauh mata memandang adalah lukisan alam semesta, kupu-kupu sudah saatnya beterbangan bersama lelembut ku yang berwarna transparant, butiran pasir mengawali rindu yang kian berontak, aku bukan seorang pengembala kupu-kupu, yang selalu aku atur adalah rindu yang berbaris dan berpencaran dibawah gumpalan mega yang berarak, sinar lembayung menyembur membangkitkan suatu nuansa hangat, repotnya mengembala rindu...hijau rumput menyambutku duduk,..dalam hitungan detik aku terbangun, tadi aku bermimpi mengembala rindu bersama kupu-kupu yang terbang melayang ringan, mimpi yang mengagumkan.

6

Senin, 18 Mei, 2009 7:04 PM

Tirakat ku ..

jiki ramdani

jiwaku tak akan berpindah haluan, nadiku berdenyut tak beraturan, bila malam merapat ke dalam singgasana sepi, rindu yang aku dapat. bila malam memagut istana kabut terlalu erat, rindu yang aku dapat...jangkauanku tak mampu menangkap sinar matamu biarbegitu aku tak menyesal...aku berpamitan kepada pintu kamarku karna aku mau tirakat untuk dia.

7

Senin, 18 Mei, 2009 6:51 PM

memagut malam dikala jiwa ku gamang dan tirakatku cuma untuk dia..

by:jiki ramdani

mata enggan terpejam hati selalu bergumam, darahku berdesir disapu rindu yang bertiup kencang. aku memang lemah dan tak bertenaga tetapi ingatanku begitu kuat menggenggam setiap butir ucapanmu. begitu kuat cintaku kepadamu hingga aku tirakat hanya untuk dirimu. memagut malam yang panjag di dalam tirakatku, sepi memang bertahta dihati, aku rangkul saja rupamu biar kebekuan lari berhamburan.

8

Minggu, 17 Mei, 2009 7:42 PM

pagut rindu

: jiki ramdani

segaris pelangi melengkung diatas kepalaku,

sebaris pohon pepohonan memasung jalur hatiku kepadamu,

tanyakan lah kepada matahari bahwa aku senantiasa memanggil manggil namamu, panggil lah rembulan

sebab dia tahu tentang apa yang senantiasa kusebut

ditengah gelapnya malam.

.hatiku pagut pagut rindu.

9

Sabtu, 16 Mei, 2009 1:08 PM

memagut bayanganmu

: jiki ramdani

pagut pagut pagutlah aku wahai orang disana,

manggut manggut manggut kepalaku manggut manggut,

menyulam ulat sutra memintal rindu jadi gamang hatiku,

pagut pagut aku memagut jutaan pesanmu,

manggut manggut inti hati jadi tenggelam payah,

pagutlah hatiku wahai orang disana.

10

Sabtu, 16 Mei, 2009 9:45 AM:

MEMAGUT LUTUT DIKALA CAHAYA SENJA PATAH DITIUP ANGIN. :

jiki ramdani

selepas debu beterbangan hatiku merunduk

memagut duka yang singgah dibilik jantungku yang masih berdetak,

kemana kan kucari rupamu yang hilang diculik oleh kesibukan waktumu.

aku berduka dan aku berdarah karna disentuh oleh ujung jarum.

ingin bertanya tapi sukma keburu mengkristal.

hari ini aku cuma bisa memagut lutut dan hatiku sudah dipagut embun..

pagut pagut

aku memagut dan dipagut.

11

Jumat, 15 Mei, 2009 8:18 PM

MANGGUT-MANGGUT BUNGA MAWAR MERONTOKKAN KELOPAK, PUTIK DAN DAUN

by: jiki ramdani

wahai burung dara jangan sampai hati mengoyak bunga mawar,

kasian hidupnya tak akan lama hingga puluhan tahun..

wahai angin yang bertiup disegala penjuru,

berhembuslah dengan lembut.....

pijar mata sang waktu tak bisa berbalik arah,

mawar pun berduka menyanggupi ajalnya akan mendekat..,...

terbilang sudah ribuan kali aku melihat bunga mawar manggut-manggut sendiri, hingga putik-putik,

hingga kelopak, hingga daun berpamitan kepada sang tangkai dan duri.

12

Minggu, 10 Mei, 2009 3:31 AM

DUA NAMA DIATAS BATU NISAN

Tak akan kubiarkan airmataku jatuh diatas pusaramu,

syair sajak panjang kulantunkan dikala sinar matahari patah ditepis sang bayu.

ada berjuta kerinduan yang senantiasa kusimpan diatas awan putih

biar menjadi hujan.

agar semua insan dapat merasakan betapa hebatnya kumerindu.

airmataku menguntai butiran tasbih yang cemerlang terang

memancarkan doa doa ku untuk mereka .

mulutku melafalkan ayat ayat indah.

untuk dua nama yang tergores indah diatas batu nisan. untuk dua insan yang pernah singgah didalam memoriku. .dua nama terukir indah diatas batu nisan.

13

Selasa, 5 Mei, 2009 10:38

PM Subjek: MENGUKIR SAJAK DIATAS BATU NISAN

:by jiki ramdani

Mengukir sajak di atas batu nisan, bunga kamboja merekah memberitakan bahagia kepada gagak yang tertikam sinar matahari, hatinya aduhai sakit sekali, ketika sinar lembayung patah lalu ditimpa debu jalanan. tubuh ini berjalan tanpa roh yang menyertainya. lelembut sukma senyum sendiri..kasihan burung gagak sayapnya terbakar sinar matahari.

Sebenarnya dan seharusnya [ 3 ] [by:jiki ramdani]

tak pernah aku membayangkan bahwa cinta itu bisa terjadi tanpa harus bertemu, baik dan bijaksananya dirimu mengubah hampa menjadi alunan nada harpa yg merdu. baiknya dirimu membuat aku tenang dan damai. sepanjang jalan yg tumbuh diantara pembatas jalan hanyalah rinduku.
sebenarnya aku tak mengerti alunan cerita ini, seharusnya aku tak menghiraukan seruan kasihmu.
baik dan bijaksananya dirimu membuat aku tenang damai dalam dekapan waktu.
sebenarnya aku terpukau oleh baiknya dirimu, seharusnya aku mempertanyakan cinta mu.
bijaksananya dirimu mengikat urat-urat nadiku hingga yg berhembus diantara dua bibirku adalah aroma nafas yg hidup karena mu.
goyahnya kalbuku bukan karna keraguanku tetapi karena kekhawatiranku.
sebenarnya aku ingin memaku urat dan dagingku agar detak jantungku memompa halus setiap getaran rindu yg bangkit.
seharusnya aku membiarkan urat dan dagingku berdiri apa adanya.
sebenarnya aku gamang tanpamu dan seharusnya aku kuat tanpamu.

xin ku xin mu ai ku ai mu [hati ku hati mu cinta ku cinta mu]

by jiki ramdani.

ketika aku berjumpa kamu xin ku meloncat keluar jendela dunia.
aku tidak tahu apa yang akan dicari xin ku.
xin ku ternyata duduk termenung menatap xin mu yg menggantung diujung malam mewakili bulan terang benderang.
sebelum ayam menjerit kukukuku xin ku selalu terjaga dari tidur.
ai ku berbentuk bulat sederhana tanpa ukiran dan simpul cina.
xin ku lapang, dan xin mu boleh duduk kapan pun xin mu mau.
ketika mendengar kucing menjerit miao miao miao. itu lah bunyi bunyian dari ruang xin ku yg lapang.
ingin disayang dan dikasihi.
ketika mendengar ayam berkothbah kukukuku. itu juga bunyi bunyian yg lain dari xin ku.
xin ku sudah ai
xin mu sudah ai tidak?
meskipun air mataku berderai lei lei lei lei
xin ku happy tau.
xin mu happy bagaimana?

gitar yang bersedih

by: Jiki Ramdani

ketika api datang dan mengatakan hallo kepada ratusan sajakku, abu yang akan berbicara.
ketika api merambat naik mengenai tinta tinta hitam yang membentuk jutaan huruf, asap yang akan berbicara.
siang ini aku cuma berteduh dibawah gitar yang aku letakkan diatas pundakku.

sesuatu

by jiki ramdani

sesuatu yang bernafas, berjalan, bergerak
adalah rupang rupang mega yang berarak membentuk aksara namamu
yang tertasbihkan oleh angin yang berlalu
darahku berwarna merah terkuras untuk belajar karena menemukan sesuatu
yang dinamakan sesuatu juga
entah kapan sepoi sepoi angin berjalan lagi didepan istana sang pandita dewi
sesuatu yang menguras hati adalah sesuatu yang mengingati akan aksara namamu
sesuatu yang menguras roh adalah sesuatu yang merindukan sesuatu yang membentuk aksara namamu
jadikan dirimu dan diriku menjadi sesuatu yang tak berbentuk dan tak berwujud
jadikan dirimu sesuatu yang samar tetapi tampak oleh mata angin
dan aku menjadikan diriku menjadi sesuatu yang nyata untuk..........
untuk mengingati sesuatu dari setiap sesuatu yang masuk kedalam urat-uratku yang menempel pada tempurung tengkorak kepalaku.

Sajak huruf R 2

by jiki ramdani
02 november 2009
[sajak huruf "R" [ 2] : rahasia rupa rindu]

rahasiamu rahasiaku
rindumu rinduku
ringkikkan rongga ratapan rindu rapuhkan rupaku.
ratapan rindu rahasia rupa ruang ronggaku.
rindu rupamu, ringkik rayu rindu rindu.
riwayat rasaku robohkan ragu rayuanmu.
rasa rindu remukkan ronggaku
rupamu rayapi ragaku
rasa rinduku robohkan risauku.
rahasia riwayat rupa rinduku rayapi rongga rongga ragaku.
remang remang rembulan remukkan rasaku
rasa rinduku rayapi rongga rongga ragaku.

sajak huruf R

by jiki ramdani
02 november 2009

rumput rimbun riang
rantai risau rapuhkan ragaku
rindu rapuhkan rusukku
rasakan rupamu rayapi ragaku
rasakan rasaku rayapi ragamu
redam ribut rayuan
redam risau ragaku
rebut rembulan redup redam rasa rinduku
rampas rupaku
rampas ragaku
rebut rinduku
rona rupa rembulan redup remang remang
rinduku robekkan ragaku
rapuh ragaku rebah risau

cintaku adalah

by jiki ramdani.

cintaku bukanlah gulungan nafsu yang membakar jiwaku dan jiwamu.
cintaku adalah salam dan doa untukmu, wahai cinta yg tercinta.
aku selalu berdoa agar engkau sehat selalu.
usaha ku untuk selalu bersamamu adalah gambaran setiaku.
jauh didalam setiap ruang hampa jantungku namamu menggema memantulkan getaran sendu hingga nadiku berdenyut merdu.
jauh dari dalam otakku, lidahku bergerak menyerukan namamu hingga dinding tempurung tengkorak kepalaku menipis dan hampir remuk.
cintaku adalah sapaan lembut untuk hatimu
cintaku bukan nafsu tetapi sepotong ayat untuk kau ingat sekarang hingga nanti.

tentang cinta

by: jiki ramdani

antara cinta dan nafsu berjarak satu inchi, nafsu itu bukan sesuatu yang jahat tetapi sesuatu yang membelit uratmu dan uratku hingga membuat nafas terdengar sesak tetapi aku menyukainya.
memang benar aku memiliki nafsu tetapi nafsu cintaku itu merupakan bagian terkecil dari komponen cinta dan rasa.
nafsu adalah ornamen bias yang menggantung diujung kerongkonganku dan kerongkonganmu.
cintaku, memang benar ada nafsu dihatiku tetapi aku tidak membangun kesetiaanku dengan nafsu melainkan dengan kombinasi rasa, suka, sayang, rindu, bahagia, duka, tawa, sedih, luka, kecewa, marah, benci yang menghasilkan sesuatu yang menurutku itu cinta.

cempaka putih

by jiki ramdani

Bagiku selingkuh itu tidak menyenangkan, bagimu entahlah.
yang aku tahu dan sedikit memberikan penegasan tetapi bukan membela
bahwa selingkuh itu bukan sesuatu kesalahan melainkan mempertegas makna kebahagiaan
atas dasar hak yang engkau miliki.
aku tidak membela engkau yang selingkuh tetapi hanya berpendapat,
pendapat-pendapat ini aku temukan dari raut dan air wajahmu yang menetes hingga ujung batu.
yang penting bagiku aku mencintaiku sepenuh hati, sepenuh air dikolam ikan.
engkau kebahagiaanku dan kesederhanaanku
aku mencintaimu dengan apa adanya
aku merindukanmu dengan apa adanya
aku menyayangimu dengan apa adanya
keberadaanmu adalah kebahagiaannku
kepergiaanmu adalah kesedihanku tapi aku rela
engkau adalah kebahagiaanku dan aku telah mempertegas kesetiaanku atas dasar hak ku untuk selalu tetap mencintaimu, merindukanmu, membencimu, menyayangimu dan mengasihimu.
dan engkau punya hak untuk mempertegas kebahagiaanmu dengan cara mencintaiku, merindukanku, membenciku, mencampakkanku, menduakanku dan bahkan meninggalkanku
dan aku tidak menyesal merindukanmu, mencintaimu dan mengasihimu
kerena cintaku itu bukan gulungan nafsu tetapi tumpukan doa dan kasih sayang
untuk kebahagiaanmu
cinta...

sesuatu yang baru

by jiki ramdani

sesuatu yang baru dan yang lebih baik seringkali melupakan sesuatu yang lama
sesuatu yang baru dan yang lebih baik seringkali melupakan sesuatu yang lama
bagiku sesuatu yang baru dan sesuatu yang lama itu sama saja.
sesuatu yang lama seringkali ditinggalkan dan dijadikan ingatan sebentar saja
sesuatu yang baru dirindukan, diharapkan dan dinanti hingga rupang-rupang bosan menjelma
sesuatu yang lama tak berarti lagi, tak lagi dirindukan sekuat dulu.
sesuatu yang lama tak lagi menjadi sesuatu yang dirindukan dalam perjalanan menuju pusat syaraf otak.
seuatu yang baru dan sesuatu yang lebih baik terkadang bisa mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang entah disebut apa?
sesuatu dan sesuatu begitulah sesuatu
bagiku kau tetap sesuatu ku yang baru dan sesuatu ku yang lama.
bagiku kau tetap menjadi sesuatu yang baru meski aku sudah berjuta-juta tahun mengenalimu
bagiku kau tetap menjadi sesuatu ku yang lama dan sesuatu ku yang baru
aku apakah menjadi sesuatu yang lama atau sesuatu yang baru?
entahlah...

mengukur sebuah alasan

by jiki ramdani

jarak itu adalah sebuah alasan tentang bagaimana engkau menjelaskan bahwa engkau begitu.
takdir juga sebuah alasan tentang bagaimana engkau menjelaskan bahwa engkau begini dan aku begitu.
bagiku jika jarak yang aku lihat itu jauh aku bisa menarik urat urat udara menjadi dekat dengan pendekatan hati yang ikhlas.
jarak jangan diukur tetapi dirasa, ditarik dan disentuh. agar yang jauh ditarik menjadi dekat. dan yang dekat ditarik menjadi sesuatu yang melekat dijiwa.

asap

by jiki ramdani
( diangkat dari kisah nyata seorang teman)

gumpalan awan berlari membentuk ornamen bias wajahmu, ku tinggikan suaraku untuk menyapamu hingga nafasku menipis.
ku membela bathinku yang terluka karena kau tipu aku, sisa-sisa cinta yang masih tersumbat didalam urat syarafku membeku hanya nafas yg terdengar kesakitan berjalan gentayangan mencari jawaban atas perbuatanmu kepadaku, cairan lendir didalam tulangku memaksa lidah untuk mempertanyakan mengapa engkau tipu aku?
bahasamu yang kudengar tak seperti bahasamu, malah terlihat bagai asap.
betapa sakitnya tulang rusuk dan kerongkonganku yang engkau remukkan dengan sesuatu yang aku sebut itu ketidakjujuran.
aku sungguh berantakan tak mampu berjalan, tak mampu berbahasa.
bahasaku tak beraturan, diam merajai kalbuku, sepi mendekatiku.
bagaimana rupa dan wujudmu ketika engkau melihat amarahku memeluk jiwamu?

cintaku tak bersayap

by : jiki ramdani
ini adalah puisi penutup untuk rangkaian/kumpulan puisi " SAD GUITAR",

dibawah sinar matahari senja aku memetik gitar untuk menghibur diri karena kedua sayap cintaku terbakar.
terasa panas terbakar hingga dagingku, kulitku dan tulangku hangus terbakar.
aku berada tapi tak berwujud, aku bersuara tapi tak mampu menggetarkan daun.
kini aku segumpalan ruh yang duduk menunggu gitar tua ku, tak perduli engkau anggap aku ini hantu.
cintaku tak bersayap, aku yang tengah membusuk didalam pusaraku merintih kesakitan memetik gitarku karena kasihku tak sampai,
aku yang terlupakan kini hanya tinggal tulang belulang, tapi denyut cintaku kepadamu masih berdenyut kuat sama seperti ketika pertamakali bersua denganmu.
sisa-sisa nafasku pun masih dapat engkau rasakan ketika sang bayu menyulam jutaan nafasku yang pernah ku hembuskan.
bersama pohon bombax ceiba , gitarku tanpa senar dan jutaan potong sajakku, aku pergi.

ketetapan hati

by : jiki ramdani

aku tidak akan mempertanyakan seberapa dalam cintamu kepadaku.
sebab dalamnya cinta bisa berkurang atau bertambah..
aku tidak akan menyuruhmu untuk menimbang dan mengukur seberapa berat dan seberapa luaskah hatimu kepadaku.
sebab berat bisa menjadi ringan, ringan menjadi berat, luas bisa menjadi sempit dan sempit bisa menjadi luas.
aku tidak akan mempertanyakan seberapa dekat hatimu kepadaku.
sebab dekat bisa menjadi jauh dan jauh bisa menjadi dekat.
yang ingin aku tanyakan kepadamu adalah bagaimana ketetapan hatimu kepadaku?

tanah haram

By : jiki ramdani

kulitku ingin sekali merasakan desiran angin yang bertasbih ditanah haram.
tetesan nafasku mengering tak berwujud membentuk ion ion heksagonal yang terkumpul dikedalaman bathinku.
basuhlah aku dengan air zam zam-mu agar kurasakan betapa sejuk dan manisnya rahmatmu.
ingin rasanya ku melangkahkan kakiku ditanah haram, ya rabb tuntunlah aku dalam meniti kehidupan.
wahai tanah haram, aku merindukanmu.

jiwangnya nafasmu 1

By: jiki ramdani

tersentap hati mendengar jawapan dari rasa yang ku harapkan.
tersentap hati merasakan getaran cinta yang menggebu lewat nafasmu yg jiwang.
gumpalan rasa yang mengendap-ngendap diantara puluhan tulang rusukku menimbulkan patahan rindu yg menyulitkan jalur urat nadiku hingga ubun ubun membuncah tak peduli seberapa parah hancurnya fikiran karena merindukan wujudmu.
hati pun harus mengerti jika yg tercinta memandang selain rupaku.
hatiku hanya bisa merangkai patahan rindu dan tak mampu memaksamu untuk tetap selalu menjiwangkan nafasmu untuk aku hirup.
asalkan kau tetap menyimpan memori kasih diantara tulang tengkorak kepalamu, aku akan tetap merajut jalinan rasa tentang cinta yg aku palu disetiap ujung dan sisi tulang rangu cintaku,
jiwangnya nafasmu dapat kurasakan meski berjuta juta kilometer aku berada jauh dari jangkauan sinar matamu,
cintaku bernafas dari jiwangnya hatimu.

jiwangnya nafasmu 2

by: jiki ramdani

jauhnya jangkauan rasa tak mampu menghentikan kembang kempis dadaku yang selalu memanggil sang nama.
namun jiwaku sadar akan hatiku yg tak bersayap, ku tak mampu menjamin tetapi ku mencoba membela hatiku untukmu, cinta.
jika rindu dan rasa saling bertemu menimbulkan getaran ngilu yg dapat membunuh rasa benciku.
jiwangnya nafasmu membangkitkan suasana jaman tak berpenghuni.
jiwangnya nafasmu membunuh segala bakteri yg hidup untuk menggerogoti inti hatiku
jika tulang rangu cintaku terbakar menjadi abu, aku akan tetap menciptakan suasana jaman tak berpenghuni agar yang engkau dengar adalah seruanku yg menggila.
jiwangnya nafasmu membentuk kabut tebal ketika hujan tak jadi turun disuatu senja ketika sinar matahari layu begitu saja.

jiwangnya nafasmu 3

By : jiki ramdani

jiwangnya nafasmu menarik ilusi fikiranku kedalam jaman tak berpenghuni
butiran nafas yg mencair dari jiwangnya nafasmu memaksa paru-paruku memompa rindu yg berlebih
sedu sedan kudengar sang dewi mentasbihkan sunyi diujung waktunya
hati berbisik memaksa fikiranku untuk menjiwangkan nafasku.

jiwangnya nafasmu 4

By: jiki ramdani

menghitam rupa langit tadi siang, butiran sejuk berjatuhan mewartakan pilu.
nafasmu merambat masuk kedalam lubang pori-pori kulitku
senyawa nafas yg bernyawa melayang bagai hantu mencari teman diujung malam.
baru kusadari senyawa nafas yg kuhirup adalah jiwamu yg jiwang.
ku peluk lembut lelembut rindumu yg menyembul bagai kabut.
tak perduli meski harus merana, aku akan selalu mentasbihkan namamu ketika dadaku terasa sesak.

jiwangnya nafasmu 5

by jiki ramdani

pagut, aku dipagut belut yang meliuk dimalam ketika angin enggan berbisik.
segenggam daging yang berdetak menyerukan suatu aksara yang membentuk rupa namamu.
aliran urat nadi menyanjung sukma menjadi dawai dipinggiran urat-uratku yang kusut melilit.
sebab sejatinya aku tengah berduka karena kematian rambut-rambutku yang rontok.
batu mengapa tak bisa aku makan? pohon mengapa tak bisa aku sapa?
ah..aku mengigau saja kalo aku sendiri
hancurkan tembok istana putri ming, qing atau han.
aku jadi tertawa sendiri.
inilah harumnya nafas yang engkau hembuskan.
aku tertawa sendiri jadinya
ha ha ha dan ha ha
aku gila jadinya dibuat pusing dewa mabuk atau dewa apasaja yang bisa membuat aku mabuk.
karena itu aku dipanggil gila oleh sesosok hantu yang tak aku kenal
panik aku ketika itu...
eh..ada tuan putri berdandan.
aku tanya saja"siapa yang sedang berpesta"?tanya aku dalam bahasa roh leluhur.
dia jawab"kamu yang sedang mati" aku jadi bingung sendiri
eh..ibu suri dari kerajaan zaman qing turun kebumi
ha ha ha...ini zaman apa tuan?
zaman tak berpenghuni
aih...kurasakan hembusan angin..aku hirup..betapa jiwangnya nafasmu
owh..jadi ini zaman tak berpenghuni
aih..aku siapa?
aku siapa?
ha ha ha ha kasim chow yang entah tak tahu dari kerjaan mana menetawakan aku gelak dan katanya
"kamu itu kamu..bukan batu atau ikan"
aih dia mengatakan ikan
erm tak jadi aku yakin pada kasim chow itu..
aku ambil tali lalu aku ikat leherku kuat-kuat
prak..aku jatuh kebumi tergantung menikam sukma jadi lara
pagut pagut roh roh leluhur
pujian pujian leluhur
dewa dewi turun dari kahyangan gerbang selatan
prak
aih roh ku keluar

bukan puisi bukan sajak bukan syair

dibulan maret aku melihat pohon randu, bila berbuah membuat aku takjub. rantingnya menggores lingkaran di hati, kulit terkelupas angin berjumpa dgn merah. tapi aku kecewa dengan ombak yang menipuku, meninggalkan kerang yang aku bawa dari kamarku. aku hampir setengah gila karena terlalu lelah menggulung lautan. mulut dan hati cuma tertawa. memang benar kata hatiku, tapi ranting sudah terlanjur memahat sajak ombak didalam lambung dan diantara ujung tulang rusukku. aku menipu dia hingga dia cemas setengah matang, karena dia pantas menggunakan mahkota yang aku buat dari jerami. tapi aku selalu mempertanyakan wujud dia, hingga air liurku menetes seperti seekor anjing gila. jangan pernah mempermainkan raja, nanti aku bisa membunuhmu dengan mataku yang tajam. sadisnya aku tapi aku suka.. jadi lucu setengah matang sekarang dia mewujud dan berani berkata, kemunculannya sempat membuat aku panik tapi itu sama sekali tak akan pernah bisa menumbuhkan pohon randu yang aku anggap sudah tumbang...kemunculannya sama sekali tidak membuat aku panik.. terkesan biasa biasa saja.. ( jiki ramdani. 24 desember 2009)

tahun baru ku

tahun baru ku
by : jiki ramdani

esok tahun baru, aku tak sesibuk kawan-kawanku yg meniup terompet dan menyalakan kembang api di jalan raya.
aku cuma duduk didepan jendela sambil berharap dapat melihat percikan kembang api yang cantik.
aku tak punya pulsa untuk membalas SmS kawan kawanku yg yg bertema tahun baru.
aku tak sesibuk kawan kawanku yg tengah siap menyantap makanan lezat untuk menyambut tahun baru.
aku cuma menghirup angin yg dingin.
tak ada yang menemaniku, cuma aku dan hantu dirumah ini yg diam.
sempat terucap dari mulut kepada sebilah pisau tentang duka yg masih menggantung di leherku.
inilah suasana dimalam tahun baru ku,

Suasa malam tahun baru ku

by jiki ramdani

seperti biasa tak ada yg ramai didepan mataku, dan aku pun tak sedang sibuk bermain atau pun berkumpul, memang harus begitu keadaanya, kataku.
aku tak sedang menyalakan kembang api atau meniup terompet, aku tak sedang berbuat apa apa. mungkin menunggu tapi tak pasti apa yg ditunggu.
aku mengantuk saja, memang itu keinginanku.
aku ingin tidur sambil memeluk harapan dan cita-cita agar tercapai tahun ini.
selamat malam tahun 2009 ku yg segera berakhir, selamat malam. aku ingin bermimpi diakhir malam tahun 2009. dan terbangun ditahun 2010.

di Perbatasan antara hari kemarin, sekarang dan mungkin juga esok

karya jiki ramdani
bogor, 6 januari 2010

ini adalah tentang suasana yang mungkin hanya aku saja yang bisa merasakan
ini juga tentang rasa yang aku rasakan disepanjang tahun yang sudah berlalu dan mungkin akan berlanjut hingga tahun tahun berikutnya,
aku tahu aku tidak bisa terus memikirkan tentang pohon bombax ceiba
aku juga tidak bisa memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa melipat lautan yang begitu meluas
terpaksa aku tanggalkan segala rasa yang pernah membuat jantung ini terkejut karena merindu
terpaksa aku tanggalkan segala harapan yang terus saja menusuk tulang tengkorak kepalaku
aku sedikit gamang dan mungkin akan lunglai hingga tidak ada satupun jiwa yang mendekatiku untuk memagut betapa gusarnya ruang lambungku,
aku sedikit gamang, risau dan mungkin terdiam dalam jutaan fikiran.
aku sadar bahwa semua yang aku lihat hanyalah fatamorgana
apakah kalian tahu bahwa aku selalu berlutut, berdoa dan mungkin bertasbih didalam kecilnya ruang nadiku
jujur aku merindukan kamu, wahai penggetar hatiku
jujur aku merindukan kamu, wahai penggetar hatiku
diperbatasan antara hari kemarin, sekarang dan mungkin juga esok
aku tetap merindukan jiwangnya nafasmu
bahkan diperbatasan antara malam menuju siang
aku selalu gelisah memikirkan ruang lambungku yang semakin menyempit
aku selalu gelisah memikirkan ruang ruang lain didalam tubuhku yang selalu membeku
aku berdiri diantara perbatasan malam dan pagi, hari ini dan esok.
perbatasan? perbatasan? perbatasan
aku tirakat dan memagut bathinku bersama sang pemilik raga
aku menulis sajak ini dibawah kumpulan sajak jiwangnya nafasmu

Bombax Ceiba : kuburlah kisahku By : Jiki Ramdani

Bombax ceiba kuburlah cerita pendekku diantara jutaan helai daun-daun yang kering, terhimpit aku dalam emosi dan kebencian yang mendalam, kuburlah agar tidak menjadi cabaran orang. dalam kepapaan ima ku aku berlutut dibawah kubah langitmu, gamang rasaku. setiap helai urat-uratku dipagut logika yang membuat aku jatuh, kuburlah cerita pendekku, bombax ceiba.

--------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------

bombax ceiba itu sebuah pohon randu/kapas yang sudah memikat hatiku, aku sendiri sudah bertahun-tahun memikirkan kisah ini, bagaimana ceritanya? akhirnya saya menemukan alur dan cerita yang pas untuk menceritakan kisah bombax ceiba, bagi saya kisah ini adalah amarah saya, kebencian saya, keputusasaan saya, kerinduaan saya dan kehampaan saya. saya berfikir dan berfikir apakah jika aku tulis akan baik-baik saja?saya takut akan menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat tapi ambil positifnya dari cerita yang sulit ku urai ini, sebuah cerita yang mungkin sebuah pengakuan tapi penegasan dari ketidaktauan dan ketidak fahaman, kisah ini saya ambil dari kehidupan nyata teman saya yang mencoba untuk mencapai titik nadir, dia tengah mencoba mencapai titik itu, sebuah titik yang akan menjadi harapan bagi kehidupan dia, saya tidak berlebihan tetapi mencoba menuangkan apa yang menjadi emosi dan kebencian saya.

saya tidak tahu apakah nanti jika saya tulis apakah kisah ini akan memberi kesan negatif kepada saya? tapi saya berambisi untuk menyelesaikan kisah ini yang mungkin akan menghabiskan waktu satu tahun, lelahnya, pengalaman saya menulis novel amatlah dangkal, saya pernah membuat novel dengan menghabiskan waktu setengah tahun, lelah tetapi ada sensasi bathin tersendiri.

saya sadari novel dan cerpen saya ini tidak begitu bagus, saya menulis untuk memuaskan hasrat saya yang pernah terbelenggu dan dibelenggu.

saya berharap saya bisa menyelesaikan impian besar saya ini yaitu menyelesaikan novel bombax ceiba, saya berharap tidak ada halangan apapun dalam penulisan novel ini,

Jiki Ramdani
17 februari 2009

Sulaman Cinta di atas Kopiah sulaiman

Sulaman Cinta di atas Kopiah sulaiman
(cerpen-novel)
by : Jiki ramdani

Selama ayam diseluruh penjuru dunia masih berteriak ku ku ku ku
aku tak berani meninggalkan senyumanmu dari hadapan rupaku
selama kucing diseluruh penjuru dunia masih berteriak miao miao miao miao
aku pun tak berani meninggalkan bayanganmu dari kelemahan bathinku
cintaku tulus melingkupi lengkungan bulatnya bumi.

( SEBUAH PROLOG YANG AKU TEMUKAN DARI UJUNG URAT NADI KU, DAN SEBUAH PEMBUKA CERITA YANG AKU TEMUKAN DARI RUMITNYA LINTASAN URAT-URAT DIDALAM TEMPURUNG KEPALAKU, AKU INGIN BERCINTA DENGAN KAMU DENGAN SEGENAP JIWA YANG TERTINGGAL, NAFASKU MENIPIS SUDIKAH KIRANYA DIRIMU MEMOMPA PARU-PARUKU HINGGA AKU BISA BERNAFAS KARENA CINTAMU)

seorang pendosa yang hidup di abad baru

seorang pendosa yang hidup di abad baru
karya : jiki ramdani

3 mei 2010

jauh diujung harapanku, aku berlari mencari asa
pahit manisnya kehidupan tak membuatku menyesal dalam menjalani hidup ini
ini duniaku, dunia yang penuh kebingungan dan kehampaan
berharap engkau menjadi bintang, bintang dalam mengejar asa ku yang semakin redup
engkau kujadikan dewa dalam mitologi harian hidupku
engkau juga kujadikan peri dalam lembaran senyum mimpiku yang muram
tapi semuanya sia-sia belaka dalam nafsu duniawi yang semakin membesar
rapuhnya iman, goyah nya hati dan menciutnya semangat
bukan alasan untuk menyalahkan ceritera yang ku tulis ini
senyum ku pahit sedikit kecut
tatapan mataku datar, sedatar tanah yang datar
ah...aku mendesah kebingungan disertai amukan bathin yang meronta-ronta
aku lelah karena selalu dikecewakan oleh harapan, impian, angan-angan dan mimpi yang ku buat sendiri
aku sendiri memaku harapan dalam kebimbangan yang muram
sedu sedan harapanku menyusut
menjadi kebingungan
entah apakah aku ini seorang pendosa yang hidup di abad baru

senyuman yang datar

senyuman yang datar
oleh : jiki ramdani

senyuman ku yang datar mematahkan sukma menjadi harpa
sedu sedan bathin ini mengoyak-ngoyak relung pinggiran lemah bathin ku
senyuman yang datar ku hadiahkan untuk pemujaan kepada kelakuanku
senyuman yang datar ku anugerahkan kepada kebiasaan ku
senyuman yang datar ku hiaskan kepada pilar-pilar runtuh iman ku

pemujaan iman atas nafsu insani
oleh : jiki ramdani

aku bukan atheis, juga bukan seorang pemurtad juga bukan seorang pemuja
aku insani yang bingung atas jalan yang aku buat sendiri
aku mengikuti ritual pemujaan nafsu ketika malam dan shubuh saling menjerit karena perpisahaan
aku mengikuti ritual pemujaan iman dan nafsu ketika kebimbangan merayap masuk kedalam jeroan jiwaku
sumpah aku senang tapi lambungku goyang dan jantungku menjerit dan hatiku bertanya
tentang kelakuan dan kebiasaanku yang lumrah menuruh jalan fikiranku
sumpah aku bertanya dan bertanya dalam kebisuan iman
dimanakah pandita dewi? dimanakah kiyai? dimanakan imam? dimanakah pendeta? dimanakah rahib?
ingin aku menghentikan pemujaan iman atas nafsu insani
dan menjadi muallaf baru
sujud kepada illahi rabbi
dan bertasbih
serta memuja cuma kepada allah ta'alla

Pagut haru dibawah sunyinya pohon randu alas

oleh jiki ramdani

( urat-urat bahasa )
1

sebenarnya aku terkutuk bukan dikutuk apalagi tak memiliki keberanian untuk mengutuk
hingga aku mengantuk hingga kepalaku dibuai burung pelatuk
suntuk bagi yang suntuk sabar saja karena aku juga demikian terkutuk lagi dikutuk burung pelatuk

2

aku sepi sunyi kerana lusuh merindukan rupa wujud wujud
aku sedih sendiri suram lagi lunglai

3

pagut redup hilang tiga pertiwa
suka cita merana dibuai duka
pagar terbangun mimpi jadi kalut

sebuah catatan sederhana 1

by: jiki ramdani

tak ada cerita tentang suka maupun duka, cuma aku yang sendiri dipagut rantai embun yang dingin.
tak ada cerita yang bisa aku jelaskan kepada cahaya lampu malam, tak ada dongeng yang bisa aku berikan kepada jiwaku yang sendu.
aku menanti disetiap detik waktu, berharap detikku bercerita, nadiku berirama dan jantungku memompa hasrat membabi-buta.
ucapanku tak mengandung janji atau keinginan maupun harapan, sebab aku sudah lelah dikecewakan janji, keinginan dan harapan yang aku buat ketika aku terbangun dan terjaga dalam tidurku.
aku rindu buaian tapi bukan belaian
sebab belaian cuma bisa memanjangkan rasa tanpa meninggalkan sukma.
aku hampir lalai terbuai dibelai hingga bosan menjadi mempelai.

bertanya kepada ombak2

by jikiramdani

merangkak hatiku berjalan, hati terluka karena bulu burung walet berjatuhan dan sayap-sayap burung camar terbakar panasnya mentari.
andai aku bisa, akan aku lipat lautan, menghalangi panasnya mentari agar sepasang burung walet bisa bertemu diatas awan
dan tentang aku jangan engkau hiraukan, sumpah demi diriku bahwa aku mampu menjelma menjadi bahagia walaupun samudra akan mengering
sumpah demi diriku, aku akan baik baik saja walaupun tak akan pernah lagi kudengar gemuruh ombak
sebenarnya aku tak sanggup menangguhkan sumpah diatas hatiku
senantiasa kurindukan ombak yang menggulung

bertanya kepada ombak 3

by : jikiramdani

dulu aku sempat bertanya kepada tuan ombak
dulu aku sempat diseret kedasar lautan
tenggelam bersama kepolosan hati.
kini didepan pantai telah tumbuh pohon bombax ceiba, kini aku bisa bersandar sambil bertanya kepada tuan ombak lagi
tentang hasrat yang menggulung, apa jadinya bila sampai menyentuh relung hati, sebab jiwaku tengah berada dalam jaman tak berpenghuni
kurasakan gamang ditengah dataran panjang, bila warna malam menutupi kulitku mungkin aku akan sedikit panik
bertanya kepada tuan ombak. dimanakah pulau terakhir?
masih adakah dermaga terakhir?
terlunta ditengah samudra mengayuh asa dinaungi awan kerinduan
ataukah takdirku tenggelam didasar lautan?

sebuah catatan sederhana

By : jiki ramdani

betapa lurusnya hatiku mengutus hati yang tak akan terputus
kujanjikan bahtera jiwaku untuk membawa rasamu menuju kesederhanaan rasaku
adanya dirimu merupakan surga dimataku, juga merupakan sejuk disetiap sentuhan pori pori kulitku
inilah aku yang selalu menjanjikan kekurangan agar engkau melengkapinya dengan ketetapan bathinmu
inilah catatanku untuk imajinasiku yang belum terwujud
jangan engkau bandingkan dengan sajak, puisi, syair atau cerita..sebab ini sebuah catatan biasa.

kebiasaan versus periaku

oleh jiki ramdani

kebiasaan akan membentuk perilaku,
perilaku dibentuk oleh kebiasaan,
perilaku bisa dirubah oleh kebiasaan,
kebiasaan akan merubah perilaku,
terggantung apakah perilaku dan kebiasaan itu negatif atau positif

Bombax Ceiba Poem

karya jiki ramdani
21 mei 2010

kisah cinta pertama didunia dan asmara diawali oleh kisah adam dan hawa
haru biru dunia laksana milik berdua sebab cuma adam dan hawa penghuninya saat itu
namun jika kisahku tak seperti itu, namun jika kisahku berbalik dan berbeda? apa mau dikatakan?
inilah duniaku..duniaku begini, berharap kisahku tak akan pernah menjadi sebuah sejarah
dalam sepinya relung hatiku, aku bertanya-tanya tentang kisah cinta yang kujalani
berharap kisahku tak akan pernah menjadi sebuah sejarah...

puisi februari 2010

tidak seperti dulu lagi, dulu berwarna merah sekarang berwarna pink, mungkin karena warna merah sudah bertemu dgn warna putih jadi berubah menjadi warna pink, tidak mengapa walau begitu, asalkan aku masih tetap bisa melihat sisa warna merah didalam warna pink, aku senang, [ warna mu : by jiki ramdani 14/01/2010]

jika Hujan memenuhi samudra kabut, terpaksa aku harus berlabuh di ujung pasir dan ketika perahu tenggelam mungkin itulah akhir batas kesanggupan fikiranku untuk mengumpulkan jutaan kenangan yang berkilau di setiap sisa air hujan yang mengembun dipagi yg berkabut ( jiki.ramdani/16/01/2010/ "kabut dibatas kesanggupan fikiranku")

tentang aku dan keakuanku yg mati karena dipaku oleh kelakuanku yang tak berlaku, tentang aku dan keakuanku yang binasa karena dipagut oleh alasan. tentang aku dan keakuanku yang dilupakan dan ditinggalkan karena waktu. tentang aku dan keakuanku yang mengeluh tapi tak berpeluh. "tentang aku dan keakuanku" (jiki.ramdani)

tentang aku yang mengeluh tapi tidak berpeluh namun luluh dan lusuh. siapa yang mau perduli tentang aku, keakuanku dan kelakuanku. aku memang mengeluh tapi mencoba agar tidak berpeluh namun aku tampak lusuh dan luluh meski tanpa peluh. aku bersyukur tanpa harus mengukur. dan aku harus mengukur agar aku bersyukur. "mengeluh tanpa peluh"

aku diberi tanda petik diawal percakapan mereka. aku diberi tanda kurung dan tutup diantara ribuan kalimat yg membentuk deretan paragraf didalam buku setebal lima ratus halaman. aku digaris bawahi ketika aku dicatat didalam memori mereka. dan aku dicoret, dihapus dan diganti dengan kata bukan aku tapi kamu.

aku bukan pejuang tapi aku berjuang demi bangsaku. aku bukan pahlawan tapi aku melawan demi bangsaku. aku bukan pejuang dan juga bukan pahlawan tetapi aku berjuang dan melawan demi bangsaku, karena dipunggungku ada sepasang sayap burung garuda..( jiki.ramdani)

suasana ini masih sama seperti 4, 5, 6, 7 atau 8 tahun yang lalu. Pagi ini, Siang ini, sore ini dan malam ini masih sama seperti 4, 5, 6, 7 atau 8 tahun yang lalu. aku yakin tahun-tahun berikutnya adalah tahun-tahun yang paling cemerlang dalam hidupku. dan untuk mewujudkannya dengan cara bersemangat, tersenyum, berusaha dan berdoa..

samdura langit dikota bogor, sore ini tampak begitu cantik. cahaya lembayung beradu warna dengan kabut muram di sisi kanan. warna keemasan lembayung senja memudarkan kecemasan hati masyarakat kota bogor yang risau akan hujan. semburan lembayung senja laksana kereta kencana. bangunan tua tampak berkilauan. bogor adalah kota kenangan, kota yg cantik (by:jikiramdani)

Pagi ini di kota Bogor, hujan turun membasahi gedung2 tua, suasana dingin diantara pandangan setengah berkabut mengecilkan semangatku untuk bangkit dari lamunanku. hangatnya air teh, lezatnya pisang goreng membuat hati setengah merajuk kepada bantal. inilah suasana lain yg ada di kota Bogor yang cantik, namun banyak or...ang yang tak menyadari bahwa Bogor kota yg manis (jiki.ramdani)

Suasana malam ini sama seperti suasana malam 5 tahun yang lalu. hanya ditemani kesanggupan yang berbatas pada keluhan. lumrah jika manusia mengeluh, aku yakin semua ada masanya. kelahiran, kehidupan, kematian, kejayaan, kehancuran, kebahagiaan dan kesedihan merupakan hal yg pasti. jadi bersabarlah wahai hati..(jiki)

aku mengalah biar tak kalah. dan aku ingin menang biar senang. aku tetap bangkit biar tak sakit. aku sedih juga pedih. bila aku menangis aku tak manis. bila aku sedih aku jadi perih. bila aku menangis aku tak manis. dan aku ingin menang biar aku senang. bimbang jadi gamang..wajah kusam jadi masam. walau sakit aku tetap bangkit.. kata ayah kalau aku menangis nanti wajahku tak manis..{by:jiki.ramdani}

fikiranku tersesat diantara jalinan kusut urat syaraf otakku. dunia seperti berada dalam kotak pandora. mungkin sudah terlalu jauh aku melangkah. tapi apakah pantas jika aku menegaskan kata dalam kalimat dengan ukuran terlalu dan sangat. ini bukan keluhan juga bukan penyesalan tetapi cuma pengulangan dan penegasan dari phrase atau idiom agar aku faham apa arti hidup yg sebenarnya (jiki.ramdani)

"ini bukan keluhan atau penyesalan tetapi pengulangan dari penegasan" (jiki)

Aku lelah berkalung duka dipagi buta, mungkin ini adalah akhir dari batas kesanggupanku di antara perbatasan mimpi dan angan-angan ku yang menjuntai hingga kebatas kaki langit, aku lelah berkalung ambisi yang tanpa terbalas. dan bila tinta takdirku telah tergores dalam buaian sendu sang senja, harus kemana aku berayun? (by:jikiramdani)

Namun aku selalu bertanya dalam setiap ukiran tinta takdir jiwaku dalam lembaran kehidupan, aku lelah berkalung tawa tanpa senyum, kapan aku akan memiliki sayap untuk terbang melintasi ruang waktu yang amat kejam, aku lelah berkalung setia tanpa balas dalam kehidupan yang begitu cepat berjalan meninggalkan aku dan keakuanku. telah aku tafsirkan kuasakan tanpa batasan redup dan buram (jiki ramdani)

Mutiara di Pantai Meulaboh 1-3

Oleh : Jiki Ramdani
1
Meskipun tsunami telah berlalu namun bagi cut muetia, gadis cilik yang baru saja menginjak usia enam tahun, sulit sekali untuk bisa melupakan tentang peristiwa tragis itu, begitu dahsyat, sebuah cerita nyata yang begitu memilukan yang berakhir dengan kehancuran, sampai kapanpun ia tak bisa melupakan tragedy itu, setiap saat ia memandang lautan dan mendengar deru ombak yang menggulung-gulung itu, ia jadi sedih, terkadang timbul rasa takut dan keberanianya lenyap. Tapi dia anak yang istimewa, ia masih menyempatkan diri bermain ditengah kota yang hancur kacau balau, bermain dengan riangnya, dengan kehampaan dan kekosongan. Dibibirnya yang mungil merekah dan merona, sebuah warna yang pekat mengoles disudut bibirnya, ia bergumam sembari melantunkan lagu Bungong Jeumpa, suaranya begitu nyaring dan halus, burung-burung yang melayang diangkasa segera mengikuti irama lagu itu.
Tiba-tiba meutia terhenti, mulunya merapat dan ia segera menolehkan kepalanya, dua buah bola matanya yang berbinar memancarkan kebekuan yang mendalam.
Kedatangan nenek tua itu sempat membuat meutia terkejut, nenek tua itu mengembangkan seulas senyuman yang ramah, meutia menyambutnya dengan gelak.
“kau sedang apa anak kecil yang manis?” nenek tua itu meraih tangan meutia yang mungil. Disikut kanannya terbentang sebuah garis luka yang telah mengering, kelihatannya cukup parah, nenek tua itu hanya bisa menatapnya dengan kesedihan, meutia menarik tangannya, ia mengelus sikutnya disertai desah tangis, ia merasakan perih, tapi nenek tua itu hanya tercengang menatap pemandangan ini “ tanganmu kenapa? Apa masih terasa sakit?”
Meutia menggelenggelengkan kepalanya, air matanya berurai membanjiri kedua pipinya, ia menggigit bibir, katanya “sakit sekali…tia sakit nek…tia rindu bapak dan ibu…tia rindu mereka” meutia tak kuasa melanjutkan kalimatnya, kepedihan, kekosongan, kesedihan serta kehampaan kenapa harus terjadi pada gadis sekecil meutia, dengan naluri keibuannya nenek tua itu membiarkan kepala meutia bersandar didalam pelukannya, meutia terus saja menangis, mungkinkah ini sisa airmata kepedihan itu, dilihatnya wajah meutia, wajahnya mengkerut, nenek tua itu memahami arti yang tersirat didalam raut wajah meutia.
Nenek itu bagaimana bisa melontarkan bertumpuk pertanyaan kepada gadis mungil yang berada dalam pelukannya, kondisi seperti inilah yang telah membelenggu mulut dan alisnya, rasanya lidah dan gigi ini sangat sulit digerakkan. Nenek tua itu menerawang jauh ke awing-awang, jauh menembus kabut putih yang menggumpal dan lebih jauh dari lapisan langit, yang terpampang didepan kedua matanya adalah sehamparan ketidakberdayaan, keinginan dan harapan yang terus saja meluap-luap. Hari masih panjang, masih banyak kesempatan untuk merajut harapan dan cita-cita, masih bisakah meutia bermimpi?

2
Meutia kembali ke kamp pengungsian, ia berjalan sendiri, ditolehkan kepalanya kebelakang, tampak wajah nenek tua itu tengah berdiri menatapnya dengan kekosongan, kulinya yang keriput tersimpan perjuangan hidup yang begitu berat, ia telah melalui kehidupan ini dengan bersabar, sinar matanya yang setengah redup memancarkan keinginan untuk mencicipi kebahagiaandiusianya yang sudah senja ini, anak dan cucunya entah berada dimana?
Meutia berjalan, nenek tua itu tetap diam, setelah sampai dihadapan nenek tua itu, meutia membiarkan dirinya agar dipeluk dengan sangat erat, tapi kedua tangan nenek tua itu seakan tak bertenaga, meutia memeluk nenek tua itu, layaknya seorang cucunya sendiri” nek” desahan yang meluncur dari sudut bibirnya telah mengguncangkan alam sadar nenek tua, setelah mendengar kata “nek” ia seakan menerima energy baru, seakan seluruh anak dan cucunya memanggilnya, dengan amat lembut, namun ia juga menyadari suara itu timbul dari seorang anak kecil yang malang ini, bukan dari cucu-cucunya.
“siapa namamu?”tiba-tiba nenek tua itu bertanya dengan penuh keheranan lalu disambung dengan seulas senyuman yang hangat.
“Cut Meutia” jawab meutia tanpa basa-basi dan panjang lebar, “nenek dari mana, di kamp pengungsian meutia tidak pernah melihat nenek”
“nenek dari meulaboh..” nenek menunduk lalu melanjutkan kata-katanya” nenek sangat menyesal saat itu kenapa nenek harus pergi ke pasar, seharusnya nenek tinggal dirumah bersama cucu-cucu nenek, andai saja nenek tidak pergi saat itu, mungkin nenek sudah tidur panjang saat ini, nenek ingin mati saja..” nenek tua itu menitikkan airmatanya “ nenek sendiri, nenek kehilangan cucu-cucu dan anak-anak nenek, tsunami telah memisahkan kami, dimana ya mereka sekarang, rasanya seluruh kota Aceh sudah nenek telusuri tetapi tetap saja nenek tidak menemukan mereka” bulir-bulir air matanya jatuh meluncur, isak tangisnya terpendam, desahan nafasnya membentuk syair lagu sendu, begitu menyayat hati dan rasa.
“meutia juga kehilangan ayah dan ibu, sekarang meutia jadi yatim piatu, begini saja, maukah kita saling mengangkat…” kata-katanya terhenti, dan nenek tua itu tahu ini bukan kalimat penutup tapi ia tak sabar ingin mendengar kalimat selanjtnya, nenek tua itu mendengarkan dengan seksama “ kita saling mengangkat nenek dan cucu, bolehkan meutia memanggil nenek dan nenek boleh memanggil meutia cucu nenek” jawaban inilah yang dinanti nenek tua itu, ia bahagia, semangatnya yang redup tiba-tiba bangkit, tangannya tak sabar ingin mendekap gadis mungil ini.
Dan sekarang ia ingin hidup lebih lama, menikmati sisa kehidupannya dengan memberikan perhatian kepada cucu barunya, rasanya dunia yang dipijaknya bukan dunia dulu tetapi dunia baru dengan kehidupan yang baru.
Malampun tiba, senja telah larut, jubah malam yang hitam pekat menyelimuti langit yang kelam, meutia tidur bersama nenek tua di kamp pengungsiaan, keduanya saling mengenang, mata seolah tak ingin terpejam, didalam tidurnya meutia bermimpi, disana ada ayah dan ibu, ayah menggendong meutia, sisa kenangan yang masih dapat dirasakan kini adalah kehangatan saat digendong ayah, rasanya hidup ini penuh arti, namun tiba-tiba ada sekelebat bayangan tentang tsunami, kebahagiaan itu pun lenyap, debur ombak yang tinggi, orang-orang yang berlarian menyelamatkan diri, semuanya itu berayun-ayun tiada henti didalam benaknya kini, tanpa sadar ia pun menangis, nenek tua yang belum tidur, terkejut menyaksikan semua ini, didalam mimpi ia pun menangis. Nenek tua itu menengadahkan kepala dan membathin “ apa yang sedang difikirkannya sekarang? Pasti dia sedang bemimpi sedih, owh cucuku yang malang”. Nenek tua itu pun mengenang, membayang dan perlahan larut dalam kepedihan, ia menyeka air matanya, berusaha bangkit dari kondisi seperti ini. Tidak, tidak boleh, aku tidak boleh membiarkan cucuku melihatku menangis.
3
Pagi-pagi sekali setelah shalat shubuh, nenek dan meutia pergi ke pinggir pantai meulaboh, lalu berjalan melewati tumpukan bangunan yang rusak, sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah sebuah kehancuran, sebaris kenangan menguntai disetiap sudut kota dan jalan, keduanya tak bercakap, berdiri mematung, tatapannya penuh kekosongan, rasanya setiap kaki ini melangkah sama seperti melewati ribuan kisah yang tersusun indah didalam nostalgia kehidupan dan semua itu dapat terbaca lewat puing-puing yang berserakan dimana-mana.
Mereka berdua, bercanda, tertawa dan bermain, keduanya berusaha saling mengobati luka, saling memberikan cinta dan kasih sayang, saling mengisi kekosongan diri. Tiba-tiba ada beberapa anak kecil dating, mereka melebur bersama meutia dan nenek menjadi satu. Mereka bermain bersama-sama, dibalik wajah-wajah penuh sendu itu tersurat sebuah keinginan untuk memiliki cinta dan kasih sayang.
Ketika meutia memalingkan wajahnya, ada seorang anak yang duduk sambil memeluk kedua lututnya, wajahnya basah oleh airmata, anak itu duduk diantara puing-puing, tanpa fikir panjang meutia berlari menemuinya” bermainlah dengan kami” muetia mengulurkan kedua tangannya, anak itu mengangkat wajahnya, lalu berkata”teman, aku kangen sama ibu, bagaimana bisa bermain”katanya sambil terus menangis.
“lihatlah mereka”meutia menunjuk ke arah sana, “ mereka tertawa riang, bermain bersama, meskipun mereka telah menjadi yatim piatu, mereka berusaha menghibur diri, temanku, bergabunglah bersama kami”
Melihat keteguhan, keberanian, ketabahan dan kesabaran yang terpancar dari semangat jiwa didalam diri meutia, anak itu tak ragu lagi untuk mengikuti ajakan meutia dan dengan cepat anak itu melebur bersama mereka, anak itu begitu lugu dan manis. Cepat sekali ia melupakan kesedihannya, tawa dan canda meluap-luap jadi satu, masih bisakah esok pagi mereka seperti itu?
Dibawah siraman sinar matahari yang membakar kulit, anak-anak itu bernyanyi dengan riang, meutia dan nenek pun turut bernyanyi bersama :
Kapal layar dating dari utara
Hati riang dan gembira
Didermaga, kami menanti ayah dan ibu dating
Jangan menangis sayang
Jangan bersedih sayang
Bergembiralah sayang
Kita bersama merajut mimpi
Mari kita bersama, saling menggenggam tangan

Happy Birthday Zakky 12

“ayah” aku berlari kearah paman yuga
Aku berlari menuju pelukan ayah yuga, ayah yuga memeluk aku sambil berkata
“zakky anak paman yuga yang tersayang, sudah makan belum sih? Lagi apa hayo?” paman yuga tersenyum terkekeh-kekeh
Aku menutupi kertas yang sudah aku gambari dengan kedua telapak tanganku, kepalaku mengangguk-ngangguk.
“zakky sudah makan sama roti tadi pagi” aku tersenyum simpul dan mulai memperlihatkan gambar hasil karyaku kearah paman yuga “ ini gambar paman yuga” aku menutupi wajahku, takut gambarku jelek.
“wah pintarnya zakky ini menggambar” paman yuga menggendong aku, mencium keningku.
“zakky anak paman yuga sayang, paman yuga sayang sangat sama zakky, panggillah paman ini ayah ya, jangan panggil paman lagi ok”
Aku mengangguk” baik, ayah baru”

Tanpa terasa tahun demi tahun telah berganti, kerinduan kepada ibu, ayah dan kakak arif semakin lama semakin menguat saja hingga aku tidak mampu menahannya, jika aku rindu kepada ayah, ibu dan kakak arif aku selalu melamun, melamun, melamun mencari jawaban dari sesuatu yang sulit aku tanyakan, terkadang paman yuga selalu mengamati aku yang sedang melamun “ paman tahu pasti zakky ingat mereka kan?” lalu paman yuga menyambung kalimatnya lagi “sekarang ada paman yuga, ini ayah mu juga, peluklah paman sebagaimana zakky memeluk ayah, ibu dan kakak arif” aku lalu memeluk paman yuga. Hal seperti ini setidaknya sedikit mengobati kerinduan akan ayah, ibu dan kakak arif.

Tahun ini aku genap bersusia 10 tahun, 3 tahun sudah aku hidup bersama paman yuga yang selalu aku sebut ayah,

Hari ini adalah hari ulang tahun aku yang ke 10, paman yuga mempersiapkan pesta ulang tahun yang begitu mewah di restaurant bintang lima, seluruh ruangan restaurant di hias dengan aksen-aksen manis, ada balon warna-warni, ada badut yang lucu, ada bunga melati dan aku mengenakan jas hitam dengan dasi kupu-kupu.
Tamu undangan sudah berkumpul mengelilingi meja yang berisikan kue ulang tahunku, jantungku berdebar-debar tak menentu, semua tamu undangan bersama-sama menyanyikan happy birthday to you, happy birthday zakky, satu persatu ke-sepuluh lilin yang melingkar diatas kue ulang tahun ku tiup. Aku bahagia sekali tetapi alangkah bahagianya jika ada ibu, ayah dan kakak arif disini, disampingku.
“zakky lihat paman bawa hadiah untukmu” paman membawa kotak kaca yang tertutup kain hitam lalu membuka kain hitam itu, taraaa 5 ekor ikan warna-warni sedang berlarian didalam kotak kaca itu. Aku terkejut, mataku terbelalak bahagia, mulutku terus saja bergumam.
“bagaimana tahu zakky suka ikan warna-warni” aku terus saja menatap ikan warna-warni itu
“dulu ayahmu pernah mengajak paman ke pasar, ayahmu lalu membeli ikan warna-warni, ayahmu menjelaskan bahwa zakky suka sekali ikan warna-warni, sejak saat itulah paman jadi tahu, sebenarnya sudah lama paman ingin membelikanmu ikan warna-warni tapi paman selalu lupa he he he he he”

by:jiki ramdani

Happy Birthday Zakky 11

“ini paman yuga” ayah memperkenalkan paman yuga ke aku, “cepat beri salam kepada paman yuga”. Lalu aku mencium tangan paman yuga, paman yuga mengelus-ngelus kepalaku “ salam perkenalan paman yuga, nama ku zakky shabiladev, usia ku sekarang sudah 7 tahun” kata aku.
Paman yuga tersenyum “ halo adik zakky yang manis, ermm kamu lucu banget si, paman senang punya keponakan seperti adik zakky” paman yuga mengeluarkan sebatang coklat lalu menyodorkannya kearah aku “ paman yuga punya coklat, ini buat adik zakky agar adik zakky tambah lebih manis seperti coklat”. Aku tersenyum malu-malu dan mengambil coklat itu.
“anakmu manis, lucu dan pintar” kata paman yuga kepada ayah
“ngomong-ngomong tentang anak, dimana anak mu, bukankah kamu punya anak laki-laki, kalo tidak salah namanya..nan..nan.nando”
Paman yuga menundukkan kepalanya, dengan tatapan mata apa adaya, paman yuga menjawab
“dia sudah meninggal 3 bulan yang lalu karena sakit tifus”
Ayah lalu diam begitu mendengar jawaban paman yuga, ayah menepuk pundak paman yuga
“berat memang kalo orang yang kita cintai itu pergi, aku yakin kamu lelaki yang kuat” lalu ayah mengacungkan 2 jempol sambil berkata “ SEMANGAT…SEMANGAT”
Paman yuga adalah kakak ayah aku, dia sudah menikah tapi baru mempunyai anak setelah 5 tahun menikah, anak paman yuga meninggal dunia dalam usia 3 tahun, namanya nando, nando lucu sekali, aku pernah memeluk dan mencibut pipi nando kecil, namun sayang sekarang nando sudah tidak ada lagi, aku selalu teringat akan wajah nando yang lucu itu, kata-kata yang selalu diucapkan nando yang masih aku ingat adalah “ PA PA LI PO PA PA LI PO” dan nando kecil selalu memanggil aku popo zassi, maklumlah lidah anak kecil masih belum sempurna betul.
***
Hari ini paman yuga mengajak aku jalan-jalan, paman yuga mengajak aku ke taman, disana aku dan paman yuga bermain-main. Ternyata paman yuga itu sangat baik dan penyayang, berkali-kali kepala aku selalu diusap-usapnya, tapi sayang paman yuga kehilangan anak semata wayangnya. Dan aku tahu ketika paman yuga memeluk aku, paman yuga sedang merindukan nando, anaknya yang lucu itu.
“senyuman adik kecil zakky yang lucu ini membuat paman jadi gemes, paman ingin mencubit zakky, boleh ?”
Hidungku dicubit oleh paman yuga kemudian kepala aku diusap-usapnya berkali-kali
“jejejejejejejejejejejejej
ejejejejejejejejejejejejeje” kata aku sambil berputar-putar
“lo, apa tu, kok jejejejeje, apa sih artinya.ermmm?
“tidak tahu, zakky Cuma jejejejejejeje saja”
“la, zakky ini ada-ada saja…sini biar paman cium kepala zakky yang cute ini”
Aku lalu menghindar dan menutup kedua mataku dengan kedua jari-jemariku
“dari tadi paman yuga kenapa sih mencium kepala aku terus?”
“karena kamu itu lucu”
“memangnya kalo zakky lucu jadi abang pengen cium zakky ya”
Paman yuga tersenyum “ iya anak manis, zakky ku sayang mau jadi anak paman yuga gak?”
Aku lalu berfikir-fikir sejenak “ kan zakky kan sudah punya ayah, masa zakky punya ayah dua”
“bagus dong, berarti banyak orang yang sayang sama zakky”
Aku dan paman yuga tersenyum, sore harinya kami pulang kerumah, paman yuga mengantar aku sampai pintu depan rumah.
***
Tiba-tiba tanpa sengaja aku menjatuhkan gelas mug ayah, aku belum pernah menjatuhkan gelas mug ayah, aku membungkukkan badan untuk memungut pecahan-pecahan gelas mug itu, aku jadi rindu ayah, ayah sekarang sedang sibuk bekerja dikantor. Setelah membereskan pecahan gelas itu lalu aku menelpon ayah
“ayah, zakky rindu sekali sama ayah, ayah cepat pulang ya, okeh okeh okeh, pulang bawa kue rasa strawberi yah..okeh okeh”
“iya pangeran kecilku zakky yang lucu, nanti ayah akan belikan apa yang zakky mau, sudah dulu ya, ayah mau bekerja dulu…muahhhhhhhhhhhhhhh muahhhhhhhhhhhhhhh ayah sayang sama zakky ku” ayah menciumku lewat suara telepon, terbalas sudah rinduku kepada ayah.
Siang ini aku tidur dikamar sendirian, didalam mimpi aku bertemu ayah, ibu dan kakak arif
“zakky kemari..ayo kemari..kemari” lalu aku berlari menuju ayah, ibu dan kakak arif tetapi semakin aku berlari menuju mereka, mereka semakin lama semakin menjauh menjauh dan menjauh, hanya amar-samar suara yang aku dengar, mereka memanggil-manggil namaku berkali-kali” ZAKKY ZAKKY ZAKKY ZAKKY ZAKKY ZAKKY ZAKKY”
Lalu tiba-tiba ayah muncul dan memeluk aku kemudian mencium kening aku, tiba-tiba ayah terbang ke atas awan sambil melambaikan tangannya. Aku berusaha mengejar ayah tetapi tidak bisa, ayah terbang jauh sekali
Keringat dikepalaku terus saja mengalir dengan amat derasnya lalu aku menjerit memanggil nama ayah. “AYAHHHHHHHHH AYAHHHHHHH AYAHHHHHH” tanpa sadar aku menangis, perasaanku begitu aneh, aku merasa akan kehilangan sesuatu, gelisah fikiranku saat ini.
***
Pada jam 4 lewat 7 menit sore hari aku berlari ke ruang tengah rumah untuk mengangkat telefon, jantungku berdetak sangat kencang sekali.
“zakky, ini paman yuga, zakky siap-siap ya, ganti baju nanti paman langsung jemput zakky” kata paman yuga, dalam hatiku bertanya dan ketika aku mulai bertanya paman yuga langsung menutup telefonnya. Ada apa ini? Kenapa paman yuga tiba-tiba menyuruhku untuk siap-siap?apakah paman yuga mau mengajakku pergi jalan-jalan? Aku terus saja bertanya-tanya hingga paman yuga akhirnya tiba didepan rumah dan aku langsung masuk kedalam mobil sedannya yang berwarna hitam. Dalam perjalanan paman yuga sama sekali tidak membuka suara, aku ingin sekali bertanya tapi mulutku seakan terkunci rapat sekali. Paman yuga mamparkir mobil sedannya didepan rumah sakit palang merah Indonesia bogor.
Paman yuga memelukku kemudian aku digendongnya, paman yuga berjalan buru-buru sekali, kami memasuki pavilion demi pavilion rumah sakit, kami tiba didepan kamar mayat, sebelum paman yuga membuka pintu kamar mayat, aku merasakan tangan paman yuga gemetaran tidak menentu, pada saat itu aku masih sangat polos dan tidak tau apa-apa. Setelah menghela nafas lalu pintu kamar mayat itu dibuka, aku melihat ada sesosok mayat tertutupi kain putih. Dalam hatiku bertanya-tanya siapa orang itu? Siapa orang itu?
Paman yuga membuka kain putih yang menutupi wajah orang itu, seraut wajah yang serasa ku kenal terlihat begitu jelas dihadapan mataku, ayah…ayah…aku berulang kali memanggil nama ayah, tetapi dalam hatiku berkeyakinan bahwa ayah sedang bekerja di kantor. Aku berjalan mendekati mayat itu, dengan seksama aku mengamati baik-baik wajah mayat itu, perlahan-lahan senyuman ayah terlihat begitu jelas.
Aku diam setelah hatiku yakin bahwa mayat itu adalah ayah. Paman yuga mengangguk pelan sembari memelukku.
“itu ayahmu zakky…ayahmu meninggal dalam kecelakaan mobil” paman yuga tak mampu meneruskan kalimatnya, wajahku sudah basah oleh airmata. Aku menangis sejadi-jadinya, meraung-raung, memuntahkan seluruh airmata yang ada didalam pelukan paman yuga.
“ayah jahat…katanya mau menjaga zakky…ayah jahat..ayah jahat…” setelah berkata seperti itu aku lalu berlari menuju mayat ayah sambil mengguncang-guncangkan tubuh ayah yang kaku “ ayah bangun, ini zakky…bangun dong ayahku…ayah bangun”
Dengan bersimbah airmata aku menoleh ke arah paman yuga “ paman kenapa ayah tidak mau bangun..paman tolong bangunkan ayahku…aku kan mau main sama ayah” kataku sambil menangis.
Apa yang mau dikatakan oleh paman yuga? Paman yuga samasekali bingung tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan hal ini kepada aku yang baru saja berusia tujuh tahun, aku melihat wajah paman yuga pucat pasi, tidak ada warna, guratan-guratan lelah tampak begitu kusut memenuhi wajah paman yuga.
Ini memang sudah suratan takdir bagi aku yang bernama zakky shabiladev, kehilangan ayah, ibu dan kakak arif yang tercinta membuat semangatku mengendur dan bahkan hilang sama sekali. Sekarang aku tinggal bersama paman yuga, paman yuga menyuruhku untuk tidak segan-segan memanggilnya ayah, wajah paman yuga memang mirip dengan ayah oleh karena itu aku mulai terbiasa memanggil paman yuga ayah. Tapi aku rindu..rindu dan teramat rindu sama ayah.
……….ayah, ibu, kakak datanglah, hantuilah kehampaanku agar kabur
ayah, ibu, kakak datanglah, usirlah kesunyian bathinku agar ramai kembali
ayah, ibu, kakak datanglah, hantuilah kesedihanku agar kesedihanku kabur dan tak kembali..

Happy Birthday Zakky 10

Hal tersulit bagi ayah adalah menerima kenyataan bahwa ia telah melakukan kesalahan besar, tidak ada satupun didunia ini yang berani tega membunuh anaknya sendiri. Ayah merasa bersalah, raut wajah ayah dipenuhi seraut muram yang sulit tertumpahkan, terpendam begitu saja, mencair namun sulit untuk mengalir hinga membeku menjadi penyesalan yang tiada berujung. Setiap hari ayah selalu melihat aku dari luar jendela, ayah menyaksikan aku yang sedang terbaring tak sadarkan diri, sesekali ayah menangis, yang keluar dari mulut ayah adalah isakan tangis yang tertahan. Hujan turun begitu saja, meskipun turun tak akan pernah mampu menggoyahkan ayah dari posisi berdirinya, dari kejauhan dokter herman yang sejak dari tadi mengamati ayah, pelan-pelan menghampiri ayah, lalu dokter herman menepuk pundak ayah, ayah tak bergeming, diam saja seolah semua indra rasa yang ada didalam diri ayah telah hilang dan habis terkuras oleh airmatanya. Dokter herman berdehem, lalu katanya “ putramu zakky semakin lama kondisinya semakin memburuk, tapi meskipun demikian saya yakin bahwa putra anda yang bernama zakky itu adalah seorang anak yang kuat, berdoalah, saya akan berusaha menyembuhkan putra anda semampu saya, saya akan mencoba melakukan yang terbaik” kata dokter herman, lalu ia berlalu.
Ayah menarik nafas lalu ayah mengejar dokter herman “ dok, anakku tak akan mati kan, anakku tidak boleh mati, dia harus hidup, saya mohon sembuhkanlah anakku..” nafas ayah memburu beraroma ketakutan dan kebimbangan yang mendalam.
Ini hari apa, bulan apa, ini siang atau malam semua tampak sama, yang ada didalam fikiran ayah adalah aku, zakky putranya. Ayah tampak begitu kurus dan tak terurus, pernah ada seorang suster perawat yang mencoba memberi ayah makan namun ayah selalu menolaknya baru setelah dibujuk oleh dokter herman, ayah lalu makan.
Seminggu, sebulan dan bahkan berbulan-bulan ayah terus saja menjaga aku disamping, tak henti-hentinya tangan ayah menggenggam kelima jari-jemari aku. Ayah selalu mendoakan aku setiap malam, pagi, siang, sore bahkan setiap hembusan nafas ayah adalah doa untukku. Namaku selalu disebut berulang-ulang dalam setiap untaian doa ayah.
Pada bulan kesembilan, kondisiku sudah mulai pulih namun belum seluruhnya. Melihat tanganku bergerak, ayah langsung senang, ayah langsung mencium tangan aku sambil berkata “bangunlah anakku sayang, ayah sudah tidak sabar ingin memelukmu, menyayangimu seperti dulu, ayah rindu dan teramat rindu senyuman manismu,senyumanmu bagi ayah adalah semangat, semangat yang kokoh, dengan mengingat senyumanmu jiwa ayah seakan terisi oleh suatu kekuatan baru” . butiran air mata ayah berjatuhan hingga lengan aku basah oleh tetesan air mata ayah.
Pada hari ke 12 barulah aku bisa membuka kedua kelopak mataku pelan-pelan, orang pertama yang aku lihat adalah ayah, wajah ayah basah oleh airmata. Ayah membantu aku untuk bangkit, ayah memeluk kepala aku, wajah ayah seperti langit yang cerah.
“zakky marah sama ayah?”
Aku menatap ayah, menatap ayah lebih dalam dan dalam, pelan-pelan aku teringat akan kejadian hari itu, ayah mencoba membunuh aku dengan tangannya sendiri. Aku tidak bisa marah, tanpa fikir panjang aku langsung memeluk ayah erat-erat.
“zakky sayang sama ayah, mana bisa zakky marah sama ayah”
Begitu mendengar kata-kata aku, ayah memeluk aku semakin erat, yang aku dengar adalah deru tangis airmata ayah yang terpendam dalam hati, lewat degupan jantung ayah, semakin menyakinkan aku bahwa ayah begitu bersedih.
***
Seminggu kemudian aku mulai sembuh total, aku akhirnya diijinkan pulang oleh dokter setelah pengecekan kesehatan dan terapi selesai, begitu tiba dirumah aku merasakan keadaan dalam rumah tampak begitu dingin, semua benda tampak berdebu, warna tembok tampak begitu kusam, namun begitu aku mengedarkan pandanganku kesegala penjuru sudut ruangan, aku menemukan banyak sekali jejak kenangan yang tertinggal disetiap dinding tembok rumah, mulai dari ketika hari ulang tahun aku yang ke-enam, peristiwa hujan-hujanan, ikan warna-warni dan segala kenangan yang dulu pernah dilalui kini berayun-ayun didalam kepalaku membentuk suatu untaian kalung yang berkilau memancarkan jutaan kenangan yang membuat mata aku berkaca-kaca. Aku dan ayah saling berpandangan, aku menangkap ada seraut sinar penyesalan yang begitu mendalam didalam kedua mata ayah yang sayu dan berkali-kali ayah selalu bertanya hal yang sama “ zakky marah sama ayah?”
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, membenamkan kepalaku kedalam pelukan ayah
“zakky sayang sama ayah, zakky tahu ayah tidak bermaksud membunuh zakky…tapi zakky siap kok kalo ayah menginginkan zakky mati..” ayah buru-buru menutup mulutku dengan kedua tangannya, dengan suara gemetaran dan sedikit parau, ayah berkata “ sudah..sudah..jangan bicara tentang kata mati…” ayah tak sempat menyelesaikan kata-katanya karena seluruh emosi tidak akan mensia-siakan waktu sekarang, esok dan nanti untuk terus menyayangimu sepenuh hati, ayah khilaf nak..ayah benar benar tidak tahu apa yang harus ayah lakukan ketika itu, fikiran ayah kosong “ sesekali ayah mencium kening aku dan memelukku dengan amat sangat erat.

Daun-daun berjatuhan, perlahan-lahan daun-daun itu mengubur kenangan dimasa silam, yang tertinggal adalah bangkai suasana, bangkai kerinduan, bangkai senyuman yang mewangi disetiap sudut ruangan rumah. Tahun ini aku genap berusia 7 tahun, aku dan ayah duduk didepan kue tart coklat, ada tujuh batang lilin yang berdiri melingkar diatas kue tart, ayah memanduku untuk berdoa lalu aku meniup satu persatu lilin-lilin itu, setelah meniup lilin yang ke-enam aku jadi teringat sesuatu, bau-nya aroma kenangan dapat ku rasakan, satu persatu wajah mendiang ibu dan wajah mendiang kakak arif tampak begitu jelas kulihat, mereka tersenyum sambil memandangku. Ayah dapat merasakan apa yang aku fikirkan dan aku rasakan saat ini
“ ayah mengerti, sudahlah…meskipun ibu dan kakak arif tidak bersama kita lagi disini, masih ada ayah, ayah percaya mereka akan selalu ada dihati kita”
Akhirnya aku meniup lilin yang ketujuh, ayah mencium keningku
“zakky anakku mau hadiah apa dari ayah”
“aku mau ibu dan kakak arif kembali” aku langsung menangis sekuat-kuatnya, ayah terdiam. Aku tahu sebenarnya ayah ingin menangis tetapi ayah berusaha untuk tetap tegar dan kuat dihadapan aku. Lalu ayah membawa aku ke tempat dimana mendiang ibu dan mendiang kakak arif dikuburkan. Setelah membaca doa lalu kami menabur bunga, kakak arif dikuburkan disamping ibu agar nanti kalo aku dan ayah berziarah bisa dengan mudah menziarahinya.
Sinar lembayung mulai patah diterpa angin senja yang datang dari arah timur, tumpahan air mata masih tersisa diujung sudut mata, senja merapat dimulut dermaga, dan lembayung pun tenggelam kedalam lautan luas, ingin rasanya aku melipat sinar lembayung lalu menyimpannya didalam memoriku.
***
Berikutnya adalah masa-masa yang paling membahagiakan dalam hidupku, hari-hari yang aku lalui penuh dengan kasih sayang yang melimpah ruah dari ayah.

jiki ramdani

jiki ramdani

salam

"namamu selalu basah oleh airmataku ketika kuungkit dalam doa-doaku..)" ( jiki ramdani)