Kumpulan Puisi dan cerpen

" Kugulung Rinduku di pantai dok dua " (Jiki Ramdani)

aku kehilangan nafasmu

(jiki Ramdani)


aku kehilangan nafasmu, nafas yang sebelumnya pernah ku campur dengan cintaku hingga mengental menjadi rindu yang berkepanjangan

aku kehilangan nafasmu, nafas yang sebelumnya pernah ku simpan didalam hatiku

aku kehilangan nafasmu, nafas yang sebelumnya pernah ku abadikan lewat puisi hingga menjadi lagu

Selepas kereta melintas

selepas kereta melintas, debu dan pasir beterbangan

mengeringkan peluh yang membasahi wajahku

derit roda besi yang saling bersahutan

menggema disetiap sudut ruang hatiku

awan melayang ringan membentuk gelombang ombak yang membeku diatas langit

ketika jari telunjuk kuangkat ke langit

bayu berhembus merayapi setiap pori-pori kulit tanganku

terasa mendayu-dayu kurasa

terasa mendayu-dayu laksana sepotong lagu yang kudengar

ketika hujan lupa berhenti dimalam hari

selepas kereta melintas debu dan pasir saling menggulung

membentuk harapan hampa diujung jala mataku yang lemah

selepas kereta melintas, hujan membasahi rambutku

membekukan setiap memori dan kejadian dimasa lalu

apa yang terjadi selepas kereta melintas?

rumput dan bunga pun layu ketika kutanyakan tentang kereta yang melintas siang tadi

selepas kereta melintas.....

karya : jiki Ramdani


MY soul Poem

karya Jiki Ramdani

"Bernafas dengan lelah membuat aku lelah bernafas, kendati demikian aku bernafas demi keringat-keringat yg menetes agar keringat keringat itu menjadi sebuah mimpi yg nyata " (Jiki Ramdani)

kunikmati malam ini dengan sederhana tanpa matahari. dan kuhayati esok pagi dengan istimewa tanpa bulan. lelah ini kuhayati sendiri, jiwaku gamang juga kuhayati sendiri, setiap nafas yg kuhela juga kuhayati sendiri (Jiki Ramdani)

Rindu stasiun Bogor, esok akan aku temui bersama asa dan cita dan berlabuh distasiun cawang dengan kegembiraan yg kudapat dari mimpi tadi malam, senyuman mentari pagi tumpah ruah disetiap stasiun yg kulewati, aku pulang bersama peluh yg mengering, berharap dinginnya air hujan bisa membekukan lelah menjadi butiran semangat (Jiki Ramdani)

Seperti sabtu kemarin, pagi, siang, sore dan malam pun akan tetap sama seperti apa yg kurasakan sekarang. seolah jarak antara hari kemarin, sekarang dan esok berdekatan sehingga terkadang aku tidak bisa membedakan antara kemarin, sekarang dan esok. (Jiki Ramdani)

di stasiun mana aku bisa menemukan sebuah senyuman untukku? sebab kegembiraanku telah pergi jauh bersama hal-hal yg indah ketika aku duduk didalam kereta. sementara kereta ku tak sanggup memuat ribuan kenangan. kereta ku akan berhenti cuma untuk menghayati kesunyian lorong-lorong tua (Jiki Ramdani)

aku duduk didalam kereta menyaksikan satu demi satu hal-hal yg pernah aku lihat tertinggal jauh bersama bunyi derit roda besi kereta..(Jiki Ramdani)

kereta tak mampu mengejar matahari meski melaju kencang sekali. dan aku juga tak mampu mengejar hatimu meski aku melaju kencang sekali. kau adalah stasiun yang tak akan mampu aku lintasi karena jarak hatimu sudah menjauhi jalur hatiku..(Jiki Ramdani)

karya Jiki Ramdani

Berapa banyak stasiun yg harus aku lintasi untuk menggapai asa hidupku, dan di stasiun mana aku bisa menemukan senyumanmu? dan di stasiun manakah akhir perjalananku untuk menemukan senyumanmu? harapanku dimulai distasiun Bogor...(Jiki Ramdani)

semburan Lembayung mengantarku hingga stasiun cawang, lampu-lampu jalan yang bersinar tertinggal ketika kereta yg membawaku melintasi stasiun demi stasiun, distasiun bogor langit terasa sunyi, gerimis menjemputku pulang..(Jiki)

jiki ramdani

jiki ramdani

salam

"namamu selalu basah oleh airmataku ketika kuungkit dalam doa-doaku..)" ( jiki ramdani)