hujan dicadiesco
Hujan di cadiesco membangkitkan kembali hasratku untuk mencium bunga lokio, hujan dicadiesco menghabiskan sebagian tenagaku untuk berdiri menanti bus, hujan di cadiesco, Hujan di cadiesco menelan lelah jadi celah untuk terlibat dalam senyum gelak tawa atas kebimbangan jiwaku. hujan dicadiesco membangkitkan kembali aroma wangi yg pernah hilang dari sekuntum bunga mawar yg layu.
Rinduku telah berubah menjadi candu III
(jiki Ramdani)
dibawah pohon randu aku menunggu,
didalam tandu hatiku melagu.
sendu memadu cemburu jadi lagu syahdu
jejak sepatumu kujadikan cerutu
dulu, aku memang dungu dan lugu
hingga membiarkan rindu-rindu yang tak berguna jadi candu
aku jadi ngilu bila membaca isi kalbuku
yang penuh dengan candu
aku jadi pilu bila mendengar bahasa palsumu
yang penuh candu
candu yang terpaksa ku hirup
hingga isi kitab harianku penuh busa berbuih karena meradang
sekarang, aku tidak lagi dungu dan lugu
sebab candu telah aku paluRinduku Telah Berubah Menjadi Candu II
karya : Jiki Ramdani
dibawah pohon randu aku menunggu,
didalam tandu hatiku melagu.
sendu memadu cemburu jadi lagu syahdu
jejak sepatumu kujadikan cerutu
biar semua orang tahu bahwa hatiku satu
atau biar semua orang tidak tahu
bahwa hatiku jadi batu yang membatu
rindu memandu hati jadi lagu syahdu
rindu memandu hati jadi lagu sendu
rindu memandu hati jadi batu membatu
rindu memandu hati jadi asap cerutu
rindu memandu hati jadi jejak sepatu
habis sudah darahku jadi asap cerutu
habis sudah tenagaku karena merindu
mungkin karena aku yang terlalu lugu
mungkin karena aku yang terlalu kaku
mungkin karena aku yang terlalu dungu
mungkin karena asap cerutu
RINDUKU BERUBAH MENJADI CANDU
candu yang membuat aku jadi kaku
candu yang membuat aku jadi dungu
candu yang membuat aku jadi luluh
candu yang membuat aku jadi jejak sepatu
dibawah pohon randu aku menunggu,
didalam tandu hatiku melagu.
sendu memadu cemburu jadi lagu syahdu
jejak sepatumu kujadikan cerutu
biar semua orang tahu bahwa hatiku satu
atau biar semua orang tidak tahu
bahwa hatiku jadi batu yang membatu
rindu memandu hati jadi lagu syahdu
rindu memandu hati jadi lagu sendu
rindu memandu hati jadi batu membatu
rindu memandu hati jadi asap cerutu
rindu memandu hati jadi jejak sepatu
habis sudah darahku jadi asap cerutu
habis sudah tenagaku karena merindu
mungkin karena aku yang terlalu lugu
mungkin karena aku yang terlalu kaku
mungkin karena aku yang terlalu dungu
mungkin karena asap cerutu
RINDUKU BERUBAH MENJADI CANDU
candu yang membuat aku jadi kaku
candu yang membuat aku jadi dungu
candu yang membuat aku jadi luluh
candu yang membuat aku jadi jejak sepatu
Stasiun Cawang
Pohon Randu sudah berbunga, akan kucuri waktu untuk sekedar menyaksikan peristiwa guguran serat kapuk randu, sekilas laksana musim salju yang singgah dikota bogor, diakhir tahun selalu ada hujan yang bersalju, dan aku menyebut kota bogor sebagai kota hujan yang bersalju
(Jiki Ramdani)
jauhnya lintasan antara stasiun cawang dan bogor, disepanjang serabut kabut yg tak bertepi aku mencoba menjangkau serat embun ketika angin pagi menyisir rambutku, tertinggal jauh nafasmu diujung bantalan rel kereta stasiun bogor, dan aku hendak mencapai mimpiku distasiun cawang..(Jiki)
Stasiun Cawang II
Di stasiun Cawang ada tumpahan keringatku yang mengering diusap bayu,
di stasiun Cawang ada bekas jejak langkahku yg tertutup debu,
distasiun cawang ada lelah-ku yang menjamur berbunga harapan dan kepastian,
distasiun cawang ada aku ketika sore tiba. distasiun cawang mimpiku dimulai
(jiki ramdani)
bawalah aku menuju stasiun harapanku
kunanti dengan harapan tulus
bawalah aku menuju tempat dimana aku bisa bersua dengan mimpi-mimpiku
selalu kutunggu ketika senja merapat dilangit stasiun cawang
bawalah aku munuju stasiun mimpiku
kunanti dengan ketulusan dan kesabaran
(jiki ramdani)
bukan berita palsu jika aku merindukanmu
ketika kereta melintas tanpa permisi
bau rupamu melintas laksana arwah yang membuatku bergetar merindukanmu
langit distasiun cawang mendung berparaskan rupaku yang sendu
sendu sedan hingga tumpahan gerimis membeku dipelupuk mataku
(jiki ramdani)
lembayung di stasiun cawang melebur bersama kabut senja
tumpahan peluhku mengering dielus bayu
dengan cemas aku menunggu kereta terakhir
(jiki ramdani)
di stasiun Cawang ada bekas jejak langkahku yg tertutup debu,
distasiun cawang ada lelah-ku yang menjamur berbunga harapan dan kepastian,
distasiun cawang ada aku ketika sore tiba. distasiun cawang mimpiku dimulai
(jiki ramdani)
bawalah aku menuju stasiun harapanku
kunanti dengan harapan tulus
bawalah aku menuju tempat dimana aku bisa bersua dengan mimpi-mimpiku
selalu kutunggu ketika senja merapat dilangit stasiun cawang
bawalah aku munuju stasiun mimpiku
kunanti dengan ketulusan dan kesabaran
(jiki ramdani)
bukan berita palsu jika aku merindukanmu
ketika kereta melintas tanpa permisi
bau rupamu melintas laksana arwah yang membuatku bergetar merindukanmu
langit distasiun cawang mendung berparaskan rupaku yang sendu
sendu sedan hingga tumpahan gerimis membeku dipelupuk mataku
(jiki ramdani)
lembayung di stasiun cawang melebur bersama kabut senja
tumpahan peluhku mengering dielus bayu
dengan cemas aku menunggu kereta terakhir
(jiki ramdani)
Stasiun Cawang

Stasiun Cawang..
karya : jiki Ramdani
Di stasiun cawang ada tumpahan keringatku yang mengering diusap oleh bayu
hati menunggu kereta harapan membawa aku ke kota bogor
sambil membawa pikulan mimpi yang nantinya akan kurajut di kota bogor
bukan berita palsu jika aku benar-benar merindukanmu
bukan berita palsu jika aku benar-benar memikirkanmu
samasekali tidak perlu aku jabarkan tentang getaran-getaran yang muncul
ketika kereta melintas tanpa permisi
aku simpan getaran itu menjadi suasana lain dari momen dimasa itu.
aku, aku adalah pribadi sederhana dari mimpi yang ingin terlukis diatas kenyataan
teruskanlah...teruskanlah bermimpi hingga aku benar-benar menyentuh bintang..
tentang getaran itu tidak perlu aku fikirkan
buang saja atau simpan disaku celana
kini yang kunanti cuma kereta pengharapan..
Langganan:
Postingan (Atom)