Kumpulan Puisi dan cerpen

" Kugulung Rinduku di pantai dok dua " (Jiki Ramdani)

jiwangnya nafasmu 5

by jiki ramdani

pagut, aku dipagut belut yang meliuk dimalam ketika angin enggan berbisik.
segenggam daging yang berdetak menyerukan suatu aksara yang membentuk rupa namamu.
aliran urat nadi menyanjung sukma menjadi dawai dipinggiran urat-uratku yang kusut melilit.
sebab sejatinya aku tengah berduka karena kematian rambut-rambutku yang rontok.
batu mengapa tak bisa aku makan? pohon mengapa tak bisa aku sapa?
ah..aku mengigau saja kalo aku sendiri
hancurkan tembok istana putri ming, qing atau han.
aku jadi tertawa sendiri.
inilah harumnya nafas yang engkau hembuskan.
aku tertawa sendiri jadinya
ha ha ha dan ha ha
aku gila jadinya dibuat pusing dewa mabuk atau dewa apasaja yang bisa membuat aku mabuk.
karena itu aku dipanggil gila oleh sesosok hantu yang tak aku kenal
panik aku ketika itu...
eh..ada tuan putri berdandan.
aku tanya saja"siapa yang sedang berpesta"?tanya aku dalam bahasa roh leluhur.
dia jawab"kamu yang sedang mati" aku jadi bingung sendiri
eh..ibu suri dari kerajaan zaman qing turun kebumi
ha ha ha...ini zaman apa tuan?
zaman tak berpenghuni
aih...kurasakan hembusan angin..aku hirup..betapa jiwangnya nafasmu
owh..jadi ini zaman tak berpenghuni
aih..aku siapa?
aku siapa?
ha ha ha ha kasim chow yang entah tak tahu dari kerjaan mana menetawakan aku gelak dan katanya
"kamu itu kamu..bukan batu atau ikan"
aih dia mengatakan ikan
erm tak jadi aku yakin pada kasim chow itu..
aku ambil tali lalu aku ikat leherku kuat-kuat
prak..aku jatuh kebumi tergantung menikam sukma jadi lara
pagut pagut roh roh leluhur
pujian pujian leluhur
dewa dewi turun dari kahyangan gerbang selatan
prak
aih roh ku keluar

0 komentar:

Posting Komentar

jiki ramdani

jiki ramdani

salam

"namamu selalu basah oleh airmataku ketika kuungkit dalam doa-doaku..)" ( jiki ramdani)