Kumpulan Puisi dan cerpen

" Kugulung Rinduku di pantai dok dua " (Jiki Ramdani)

kabut

Kabut
Masih saja kutemukan kabut padahal sudah kulupakan
Semenjak kutinggalkan pohon bombax ceiba pertandra
Dibogor bersama pohon samanea saman
Putihnya mengingatkan ku ketika pertama kali kulihat bunga pohon bombax berterbangan tertiup angin terbang dan hampir terbawa kedalam saku celanaku,
Bahasa hujan masih kufahami dengan baik setiap tetesnya
Maka dari itu setiap hujan berkabut
Aku selalu membakar dupa agar bau-bauan masalalu tergantikan oleh bau dupa
Namun,
Tetap saja sang bayu tak rela bila bau-bauan rindu dimasalalu
terhapuskan begitu saja
Sebab sang rindu berkawan baik dengan sang bayu
Sang bayu lah yang selalu setia membawa titipan rindu dimasa lalu
Tahun ini dan juga tahun-tahun yang akan datang mungkin aku tak bisa lagi menyaksikan peristiwa pohon bombax berkabut salju
ketika hujan singgah dikota bogor,
Jauh diujung sana mungkin sudah ribuan kali daun-daun bombax berjatuhan
Jauh diujung sana mungkin sudah berjuta-juta kali bulir-bulir air hujan berjatuhan hingga menjadi sungai rindu yang berkabut
Disini, dijayapura aku menggulung rinduku kepada lembayung senja
biar semburan sinar keemasannya membacakan syair-syair rindu
Dikedalaman kebun raya bogor

Jiki ramdani
24 januari 2012
Jayapura, kloofkamp

0 komentar:

Posting Komentar

jiki ramdani

jiki ramdani

salam

"namamu selalu basah oleh airmataku ketika kuungkit dalam doa-doaku..)" ( jiki ramdani)